Wanita Tangguh Itu Ceritakan Kesehariannya Sebagai Pemecah Batu ke Harneli Bahar

Minggu, 19 Mei 2019, 08:40 WIB | News | Kota Padang
Wanita Tangguh Itu Ceritakan Kesehariannya Sebagai Pemecah Batu ke Harneli Bahar
Ketua TP-PKK Padang, Harneli Bahar didampingi Kepala DP3AP2KB, Heryanto Rustam, berkunjung ke kediaman perempuan dengan profesi pemecah batu, Rita di kawasan Ulu Gadut, kecamatan Lubuk Kilangan, Sabtu (18/5/2019). (humas)

VALORAnews - Isak tangis Rita (39) pecah ketika ketua TP PKK Kota Padang Harneli sampai dirumah wanita tangguh berprofesi sebagai pemecah batu. Perempuan itu tidak menyangka, istri orang nomor satu di Kota Padang itu datang kerumahnya. Beralaskan tikar merah, ibu tiga anak itu menceritakan kesehariannya kepada Harneli, bagaimana ia mencari nafkah memenuhi kehidupan sehari-hari.

Mencari batu ke sungai dan memecahkannya, profesi ini memang lekat dilakukan oleh seorang laki-laki. Sebab pekerjaan ini sangat berat dan pastinya sangat melelahkan. Bagaimana tidak, setiap hari harus mencari dan membawa batu dari sungai, kemudian dipecahkan satu persatu.

Kendati demikian tidak menyurutkan semangatnya untuk mencari rezeki yang halal. Ia memutuskan untuk menjalani pekerjaan tersebut lantaran pekerjaan sebelumnya sebagai pelayan rumah makan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.

Rita memiliki tiga anak, Dedek Fitria (15), Febriansa Riska (10), Seno Pati (9) dan ibunya (65). Berbeda dengan kedua kakaknya (Dedek dan Febriana). Seno hanya bisa terbaring di lantai, karena terkena penyakit kejang dan ibunya terkena penyakit stroke.

Baca juga: DP3AP2KB Gelar Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Remaja

Setiap hari, ia harus membawa martil seberat 10 Kg ke sungai Ulu Gadut untuk memecahkan batu. Berangkat pagi lalu kembali siang, untuk menyediakan ibu dan anaknya makan. Lalu, ketika panas mulai teduh kembali ke sungai hingga matahari tenggelam.

"Dulu saya bekerja sebagai pelayan rumah makan, karena pekerjaan itu membutuhkan waktu lama dan jauh dari rumah, maka saya putuskan untuk berhenti, ibu sakit dan anak bungsu saya (Seno) juga tak bisa berjalan," sebutnya dihadapan Istri Wali Kota Padang, Mahyeldi, Sabtu (18/5/2019).

Ia mengaku, menjadi pemecah batu bukanlah hal yang mudah. Ia sempat kesulitan pada awal pekerjaan tersebut lantaran mencari langganan dan tidak setiap hari orang memesan batu. Meski pendapatannya tak seberapa, namun itu harus dilakukan untuk biaya anak sekolah dan biaya hidup sehari-hari.

"Harga batu satu mobil Colt Diesel itu Rp80.000, biasanya saya kumpulkan selama dua hari. Jadi penghasilannya Rp40.000 per hari. Kesulitan yang saya alami ketika sungai mengering sehingga batu tidak ada yang hanyut," tambahnya.

Baca juga: Lima TP PKK Kelurahan di Padang Dinilai Tim Provinsi

Selain hanya mencukupi kebutuhan pokok sehari-sehari. Rita juga terkendala dengan biaya perbaikan rumah. Rumah yang ia tempati itu atapnya sudah mulai rapuh dan kuda-kuda rumahnya sudah lapuk.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: