UMKM Masuk Pasar Global, Denny Abdi: Sekali Cedera Janji, Keluar dari Ekosistem Bisnis Internasional

×

UMKM Masuk Pasar Global, Denny Abdi: Sekali Cedera Janji, Keluar dari Ekosistem Bisnis Internasional

Bagikan berita
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam, Denny Abdi.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam, Denny Abdi.

PADANG (16/8/2021) - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam, Denny Abdi menegaskan, nilai dasar yang mesti dipahami semua enterpreneur yang akan melangkah ke dunia ekspor adalah pentingnya menjaga kepercayaan (trust) pembeli.

"Sekali tak tepati kontrak perjanjian dagang, berarti kita sudah keluar dari ekosistem bisnis Internasional. Begitu lah pentingnya berkomitmen dengan kontrak bisnis. Walaupun akan rugi, penuhi lah perjanjian dagang yang telah ditandatangani," tegas Denny Abdi dalam webinar yang digelar Bundo Kanduang Mancanegara (BKM), Senin pagi.

Webinar yang digelar BKM ini, mengambil tema "Evolusi UMKM Menuju Pasar Global: Menyiapkan UMKM Indonesia untuk Siap Ekspor." Digelar dalam rangka menyemarakan Hari UMKM Nasional, yang diperingati setiap tanggal 12 Agustus. Webinar ini digelar BKM, bekerjasama dengan Mutigo Indonesia.

Denny Abdi yang juga alumni Fakultas Ekonomi Unand itu mengisahkan, pengalaman orang tuanya yang seorang pedagang kulit manis dari Sungai Penuh, Jambi. Tanaman kayu dengan nama latin casiavera itu, pasar ekspornya terbuka luas di berbagai belahan dunia. Sementara, harga jualnya selama ini lebih banyak didikte pembeli luar negeri.

"Agar tak lagi didikte pembeli, saya rasa, ini lah pentingnya dilakukan riset pasar lebih dulu. Sehingga, setiap produk yang dihasilkan, tidak lagi berdasarkan apa yang kita punya," ungkapnya.

"Dengan riset pasar, kita bisa mengontrol harga jual, tak lagi didikte pembeli. Bahkan, kita bisa dikejar-kejar pembeli karena produk kita memang dibutuhkan," tambahnya.

Denny berharap, riset ini bisa dilakukan perguruan tinggi yang ada disetiap provinsi di Indonesia. "Seharusnya, fakultas spesifik, digandeng untuk melakukan penelitian agar produk UMKM bisa memiliki nilai tambah, tak sekadar menjual barang mentah," harapnya.

"Untuk produk development, bisa menggandeng Badan Riset. Sehingga, produk yang akan dihasilkan bisa sesuai dengan kebutuhan pasar," tambah Denny.

Denny mengakui, dalam tataran politis, banyak pejabat menyampaikan langkah-langkah tersebut. Tapi, masih belum tampak action nyata.

Denny juga bicara tentang pentingnya menata ekosistem bisnis. Menurut dia, ini adalah kata kunci yang selama ini luput dari perhatian banyak pihak. "Semua negara maju, melakukan pengembangan ekosistem lebih dulu sebelum merambah pasar yang lebih luas," ungkap dia.

Denny kemudian mencontohkan industri otomotif Jepang yang telah menguasai pasar dunia. "Jangan berpikir, Toyota itu dari murni dihasilkan dari sebuah industri otomotif besar. Material pendukung industri otomotif di Toyota, banyak dipasok UMKM. Ini yang masih belum ada di negeri kita," ungkap pemegang gelar master Hubungan Internasional Universitas Indonesia itu.

Pasar Eropa jadi Brand

Saat ini, terangnya, tiga negara yang jadi pasar terbesar di dunia itu yakni China, Amerika Serikat dan India. Namun, setiap produk yang telah berhasil menembus pasar ketiga negara itu, tak otomatis bisa menembus pasar eropa. Terutama produk makanan dan agrikultur (pertanian).

"Jadi, kalau pengusaha kita mau diserap pasar lebih luas, maka tembus dulu pasar eropa. Nanti, negara lain bisa dengan mudah dimasuki. Begitu lah tingginya standar eropa dalam menentukan kualitas produk makanan dan pertanian," ungkap Denny.

Hal ini, tambah dia, juga jadi strategi negara Vietnam. Negara anggota Asean ini lebih memilih sasaran pasar eropa lebih dulu. "Sebagai seorang duta besar, saya bisa membantu produk UMKM kita bisa menembus ekspor. Saya siap mengkomunikasikannya dengan Dubes Indonesia lainnya," tukas Denny sembari berharap, pertemuan ini tak sekadar ota lapau (just another talk) saja.

Berbagai tokoh bundo kanduang Ranah Minang dari berbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa dan lainnya, hadir menyemarakan acara ini. Juga hadir, Founder & Director MUTIGO Indonesia, Fatmi Woro Dwi Martanti beserta sejumlah staf Kedubes RI Vietnam.

Webinar yang dipandu pengurus BKM, Patra Rina Dewi ini, dalam rangka mengupayakan produk-produk UMKM di Indonesia, yang memiliki potensi yang sangat besar, mampu menembus pasar ekspor. Dengan melakukan ekspor, UMKM berpotensi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, karena pasarnya akan jadi makin luas. (kyo)

Editor : Devan Alvaro
Tag: