FMIPA Unand Gelar Diskusi Terpumpun tentang Potensi Budidaya Maggot

×

FMIPA Unand Gelar Diskusi Terpumpun tentang Potensi Budidaya Maggot

Bagikan berita
FMIPA Unand, menggelar FGD bertemakan 'Membangun Sinergi FMIPA Unand dengan komunitas peternak unggas, ikan dan penggiat maggot dalam penyediaan pakan mandiri di masa pandemi Covid19,' Sabtu (4/9/2021) di Rumah Maggot Sumbar (Minagot Sumbar). (istimewa)
FMIPA Unand, menggelar FGD bertemakan 'Membangun Sinergi FMIPA Unand dengan komunitas peternak unggas, ikan dan penggiat maggot dalam penyediaan pakan mandiri di masa pandemi Covid19,' Sabtu (4/9/2021) di Rumah Maggot Sumbar (Minagot Sumbar). (istimewa)

PADANG (6/9/2021) - Sedikitnya, terdapat 1.000 penggiat Maggot di Sumatera Barat. Para pengusaha kecil yang tergabung dalam berbagai komunitas ini, kerap kelimpungan dalam memasarkan Maggot yang telah mereka produksi. Tak jarang, dibeli sangat murah jika produksi melimpah.

Akibatnya, banyak di antara penggiat Maggot ini tak melanjutkan usahanya. Di sisi lain, banyak peternak ayam, itik, ikan dan unggas lainnya, terpekik akibat harga pakan yang terus melambung tinggi. Padahal, Maggot ini bisa jadi pakan alternatif bagi peternak.

Menangkap fenomena ini, praktisi maggot yang juga akademisi Fakultas MIPA Unand, Dr Resti Rahayu menginisiasi Forum Group Discussion (FGD) dengan tema "Membangun Sinergi FMIPA Unand dengan komunitas peternak unggas, ikan dan penggiat maggot dalam penyediaan pakan mandiri di masa pandemi Covid19, " Sabtu (4/9/2021). FGD ini dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan (Prokes).

FGD ini digelar di Rumah Maggot Sumbar (Minagot Sumbar). Wakil Dekan II FMIPA Unand, Prof Syamsuardi saat membuka kegiatan mengatakan, perlu adanya sinergi yang baik antara universitas dengan masyarakat salah satunya mewujudkan diproduksinya pakan yang berkualitas, namun murah.

"Dituntut peran akademisi, bagaimana bisa mentransfer hasil-hasil penelitiannya sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas," ungkap Prof Syamsuardi.

Dalam FGD yang digelar dalam rangka Dies Natalis FMIPA Unand yang ke-66 pada 13 September 2021 nanti itu, dihadirkan peneliti dari Unand, investor, komunitas peternak dan penggiat maggot dalam mencarikan solusi yang ada di tengah peternak. FGD ini sekaligus bagian dari pengabdian kepada masyarakat dosen FMIPA.

Dalam FGD ini terungkap, para pembudidaya maggot mengeluhkan harga jual maggot tidak jelas standarnya. Mereka juga meminta Unand, menciptakan mesin pencacah sampah yang murah, sehingga harganya bisa terjangkau.

"Mesin pencacah itu sangat membantu pengembangan budidaya maggot. Termasuk nantinya membantu melakukan pemilihan sampah, yang masih belum jadi budaya masyarakat," terangnya.

Terkait harapan peserta FGD ini, Dr Resti Rahayu menjanjikan, akan mengupayakan mewujudkan harapan itu melalui pengabdian masyarakat program studi terkait di Unand ataupun pihak lainnya.

Sementara, untuk masalah pemasaran maggot, Unand bersedia menampung produksi para penggiat. Dr Montesqrit yang saat ini dipercaya jadi penanggungjawab rencana pembangunan Pabrik Pakan Mini untuk Puyuh, bersedia membeli dengan harga kompetitif.

"Protein yang terkandung di dalam maggot, bisa jadi alternatif pengganti kandungan gizi yang ada di pelet selama ini," ungkap Dr Montesqrit.

Perwakilan Komunitas Maggot Sumbar, Arsal mengucapkan terimakasih pada Unand yang telah mengadakan FGD itu. "Ini menambah semangat buat kami untuk tetap berkarya dalam menopang kehidupan keluarga," ungkapnya.

Solusi untuk Bangsa

Diakhir FGD, Ketua Panitia Dies Natalis Unand, Dr Henny Herwina menyampaikan, kegiatan PKM diadakan dengan dua media yaitu online dan tatap muka, untuk memfasilitasi dosen yang tak bisa ikut serta dalam kegiatan, karena dibatasi aturan PPKM.

"Akan ada beberapa kegiatan yang sedang dikemas untuk menyambut dan memperingati Dies Natalis FMIPA ini," ungkap Henny sembari berharap, kegiatan tersebut dapat jadi solusi di tengah banyaknya persolan bangsa saat ini.

Maggot adalah organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF). Dia dihasilkan pada metamorfosis fase kedua, setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan jadi BSF dewasa. Untuk mendapatkan Maggot, siapapun bisa melaksanakan produksi dengan mudah, cepat dan kemudian melaksanakan panen dari usia 10 hingga 24 hari.

Periode waktu yang disebutkan di atas untuk bisa melaksanakan panen, adalah saat BSF sudah menetas dan kemudian masuk fase larva yang bisa tumbuh antara 15-20 milimeter hingga masuk fase pupa. Setelah menetas, Maggot yang dihasilkan dari BSF, akan mengandung protein yang tinggi antara 41-42% protein kasar, 31-35% ekstrak eter, 14-15% abu, 4,18-5,1% kalsium dan 0,60-0,63% fosfor dalam bentuk kering.

Sementara, kandungan protein dalam pakan ikan umumnya berkisar antara 20 hingga 45 persen. Dengan kata lain, Maggot mengandung protein dan gizi tinggi, yang unggul untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan sistem imun ikan. (kyo)

Editor :
Tag: