Industri Pariwisata Indonesia, Andrinof: Lemah dalam Mengatasi Kelemahan
PADANG (2/10/2021) -- Industri pariwisata Indonesia punya kelemahan mendasar yaitu lemah dalam mengatasi kelemahan. Hal ini jadi faktor dominan yang membuat industri pariwisata Indonesia tidak maju, karena malah kerap mendatangkan masalah baru.
Demikian dikatakan Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri, Andrinof Chaniago saat jadi pembicara pada webinar yang diangkatkan pengurus IKAFE Unand Cabang Padang bekerjasama dengan IASMA 1 Bukittinggi, Sabtu pagi. Webinar ini mengambil tema "Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi."
"Ekonomi rakyat meningkat dengan pariwisata, memang betul. Namun, peningkatan itu beriringan dengan kekumuhan. Sementara, kita tak berbuat banyak mengatasi dampak negatif ini," ungkap Andrinof.
Menurut Menteri PPN/Kepala Bapenas periode 2014-2015 ini, Indonesia nyarits tak melakukan sesuatu hal yang signifikan mengatasi kelemahan terserbut. Misalnya, perbaikan di bidang pelayan, memberikan kenyaman pada wisatawan, memberikan suasana bersih dan lingkungan yang nyaman yang akan membuat wisatwan tertarik datang dan betah.
Baca juga: Ubah Wajah Batang Arau dalam 3 Bulan, Andrinof Chaniago: Sungai Ini Miliki Sejarah Unik
"Kalau bicara pariwisata, maka maka kita tidak akan lepas berbicara tentang peluang, kekuatan, tantangan dan kelemahan," tegasnya.
Untuk peluang, terang dia, dunia pariwisata Indonesia sungguh luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, diberi anugerah oleh tuhan dengan alam yang indah, tanah yang subur, lokasi yang strategis.
Sedangkan kekuatan pariwisata Indonesia, memiliki pelaku dan pegiat pariwisata yang andal. Kemudian, memiliki banyak pakar pariwisata serta akademisi dengan analisisnya untuk komprehensif dalam mengembangkan dunia pariwisata.
Jika bicara tantangan, ini merupakan faktor dari luar. "Banyak negara lain kelebihan pasar, yang bisa kita ambil kesempatan dari sana," papar dia.
Baca juga: Bincang Bisnis SLA 2021: Pandemi Paksa Pelaku Usaha Berkreasi sekaligus Memanfaatkan Teknologi
Untuk kelemahan, Indonesia mesti belajar dari negara Singapura, Malaysia dan Thailand. "Ketiga negara di Asia Tenggara ini, sudah selesai mengatasi kelemahan. Mereka bisa memberi pelayanan dan perilaku sosial yang membuat nyaman para wisatawan, ketika berkunjung ke negeri mereka," nilai Andrinof.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Halal Bihalal IKA FPUA, Mahyeldi: Tingkatkan Kontribusi dan Bukti Nyata Peran Alumni
- Tambang Liar di Air Dingin Solok, Herry: Pemkab Solok akan Pimpin Penindakan
- Pola Cuaca makin Tak Menentu, Mahyeldi: Cermat dalam Hitung Ketersediaan Pangan Penting
- Musrenbang Terintegrasi Sumbar 2024, Gubernur: Momentum Menyusun Mimpi Besar Sumbar 2045
- Banggar DPRD Jambi Pelajari Pola Penganggaran Kasus Stunting ke DPRD Sumbar