Perpaduan Adat dan Agama, Kiai Said: Itulah Ciri Khas Islam Nusantara

Minggu, 28 November 2021, 11:51 WIB | News | Provinsi Sumatera Barat
Perpaduan Adat dan Agama, Kiai Said: Itulah Ciri Khas Islam Nusantara
Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Siradj foto bersama Ketua PWNU, Prof Ganefri dan jajaran pengurus serta PCNU se-Sumatera Barat, usai dialog di aula Rektor Universitas Negeri Padang, Sabtu.

PADANG (27/11/2021) - Islam Nusantara yang disampaikan Nahdlatul Ulama, bukanlah agama baru, keyakinan baru, sekte agama baru maupun ajaran agama baru. Akan tetapi, Islam Nusantara merupakan ciri khas Islam di Indonesia.

Demikian diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siradj dihadapan pengurus PWNU dan PCNU se-Sumatera Barat, di aula Rektor Universitas Negeri Padang, Sabtu.

Menurut Kiai Said, Islam Nusantara merupakan Islam yang toleran dengan nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat sebelum Islam masuk ke Indonesia.

"Bagi NU memandang budaya itu sebagai infrastruktur agama. Sehingga umat beragama menjalankan kewajiban agamanya disesuaikan dengan budaya yang sudah," terangnya.

Baca juga: PWNU Sumbar Berikan Penghargaan ke Irjen Suharyono di Hari Santri 2023, Mahyeldi: Santri Mesti Berperan Wujudkan Indonesia Emas 2045

"Kita temui acara mauludan, pakai sarung, kopiah hitam di kepala, pemakaian beduk di masjid sebagai tanda masuknya waktu shalat, semuanya itu bukanlah berasal dari Arab. Semua itu merupakan budaya yang dikaitkan dengan nilai-nilai agama. Sejak itu, semua hal di atas menjadi bagian dari kegiatan keagamaan," kata Kiai Said.

Menurut dia, sebenarnya dengan falsafah adat Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Sumatera Barat sudah merupakan Islam Nusantara banget. Artinya kearifan lokal dengan menerima perpaduan adat dan agama, itulah ciri khas dari Islam Nusantara.

Termasuk Hubbul Wathon Minal Iman yang memiliki arti cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

"NU dengan Islam Nusantaranya ingin mengembangkan Islam yang berakhlak dan berbudaya. Dengan budaya akan memperkuatkan kehidupan beragama di tengah masyarakat. Tantangan budaya nusantaran saat ini memang sangat berat."

Baca juga: Gubernur Sumbar bersama Rektor UNP Usulkan Pengembangan RSAM Bukittinggi, Ini Alasannya

"Karena, pengaruh media sosial ini sangat luar biasa dalam kehidupan sekarang. Karena itu, jagalah budaya kita sendiri. Jangan terpengaruh dan ikut-ikutan dengan budaya luar, sekalipun di luar negeri menuntut ilmu," pinta Kiai Said.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: