Liputan Khusus: Benteng Ford de Kock dan Jl Perintis Kemerdekaan akan Direvitalisasi untuk Perkuat Pariwisata

Jumat, 10 Desember 2021, 00:17 WIB | Kabar Daerah | Kota Bukittinggi
Liputan Khusus: Benteng Ford de Kock dan Jl Perintis Kemerdekaan akan Direvitalisasi...
Wako Bukittinggi, Erman Safar bersama Marfendi (Wawako Bukittinggi).

BUKITTINGGI (12/12/2021) - Bukittinggi merupakan salah satu kota tujuan utama dalam dunia kepariwisataan Sumatera Barat bahkan Indonesia. Kota yang berada pada ketinggian 909-941 mdpl (meter di atas permukaan laut) itu, memiliki destinasi wisata yang unik sekaligus bentangan alam yang indah.

"Kekayaan alam dan budaya Kota Bukittinggi, sudah tidak diragukan lagi. Sekarang tinggal mengisi kalender kepariwisataan saja lagi. Kehadiran Desa Wisata, diharapkan jadi salah satu inisiator dalam menyelenggarakan kegiatan seni, melengkapi kekayaan alam dan budaya itu," ungkap Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar melalui Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Parpora), Supadria.

Secara geografis, Bukittinggi terletak dalam rangkaianBukit Barisanyang membujur di sepanjangPulau Sumatera. Dikelilingi oleh dua gunung berapi yaituGunung Singgalangdan Marapi.

Baca juga: Libur Lebaran 2024, Tingkat Hunian Hotel Naik 100 Persen

Kota ini memiliki luas 25,24 kilometer persegi. Topografinya berbukit-bukit dan berlembah. Dimana, beberapa bukit tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan. Kota Bukittinggi juga memiliki potensi budaya yang menjadi andalan daya tarik bagi wisatawan datang berkunjung.

"Dinas Parpora hanya menfasilitasi. Sedangkan atraksinya, seperti tarian-tarian, pencak silat, tari gelombang, pasambahan dan lainnya itu bersumber dari masyarakat yang tergabung dalam Desa Wisata," terang Supadria.

Dikatakan, saat wisatawan datang ke daerah Sanjai maka di sini akan ada atraksi budaya khas daerah Sanjai. Begitu juga bila datang ke Kayu Kubu, juga ada atraksi budaya yang ditampilkan yang atraksinya berbeda satu sama lain.

Selain seni tradisi, terang Supadria, kegiatan khatam al Quran juga sangat menarik untuk dijadikan atraksi wisata. Karena, yang dilakukan bukan hanya dari sisi agama saja, tetapi itu adalah sisi budaya yang dipertahankan.

Baca juga: Seminggu Liburan Idul Fitri 1445 H, Bukittinggi Raup PAD Rp2,2 Miliar

"Alek nagari khatam kaji (khatamquran) adalah atraksi luar biasa. Semua masyarakat pasti datang. Walau yang khatam hanya puluhan orang, tapi yang datang bisa ratusan orang. Ini perpaduan aspek pemerintahan, agama dan budaya," terangnya.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: