Hj Nevi Zuairima Sampaikan Makna Dahsyat Idul Fitri
JAKARTA (3/5/2022) - Anggota DPR RI dari Sumatera Barat, Hj Nevi Zuairina, pada kesempatan live streaming salah satu stasiun televisi lokal di Padang menyampaikan tentang makna Idul Fitri bagi umat Islam yang telah melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan.
"Tidak terasa, hari ini kita sudah berada di ujung bulan Ramadhan. Insya Allah, sehari lagi kita memasuki Ied al-Fitri. Umat Islam telah melakukan ritual besar selama satu bulan penuh, yaitu shiyam ramadhan, pun dengan seluruh rangkaian ibadah dan amal kebajikan lainnya, seperti shalat-shalat sunnah, tadarus al-Qur'an, shadaqah, dan lain sebagainya. Maka pada bulan Syawal, Allah menggolongkan kita menjadi orang yang mendapat kemenangan dan kembali ke fitrahnya semula (Ied al-Fitri). Idul fitri ada karena adanya shiyam ramadhan, maka tidak ada nilai dan identitas fitri jika tidak ada pelaksanaan shiyam Ramadhan dengan segala rukun didalamnya," urai Nevi.
Legislator Sumbar II ini mengingatkan, saat seorang mukmin dikembalikan ke fitrahnya. Manusia kembali suci seperti bayi yang tidak mempunyai dosa dan salah.
Untuk itu, Bulan Ramadhan dimana merupakan bulan pengampunan, nantinya setelah usai Ramadhan memasuki bulan Syawal dan seterusnya, ia menyarankan agar setiap insan terus melaksanakan ibadah-ibadah yang menjadikan semakin bertakwa.
Baca juga: Nevi Zuairina Serahkan TJSL Semen Padang di 5 Titik
Nevi mengatakan, Idul Fitri atau kembali ke fitrah akan sempurna apabila terhapusnya dosa kita kepada Allah diikuti dengan terhapusnya dosa kita kepada sesama manusia, terhapusnya dosa kepada sesama manusia dengan jalan kita memohon maaf dan memaafkan orang lain.
"Melalui momentum Idul Fitri kita jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturahmi (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita," tutur Nevi.
Politisi PKS ini menambahkan, setiap insan yang bertakwa mesti mengupayakan agar memiliki ciri yang khas. Di antara ciri yang ia maksud antara lain, yang menginfakkan sebagian harta baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
Ciri lainnya adalah mampu menguasai hawa nafsu. Kesabaran dan mampu mengendalikan diri merupakan ciri berikutnya bagi insan bertaqwa. Yang terakhir adalah kemampuan terus menerus melakukan pertobatan atas segala dosa yang telah diperbuat.
Baca juga: Nevi Zuairina Minta Regulasi Perkoperasian Mampu Mengurai Persoalan
Anggota DPR RI yang duduk di Komisi VI ini mengingatkan, di penghujung Ramadhan menjelang Idul Fitri pada pada zaman modern ini, tradisi positif seperti silaturahim yang telah dibangun oleh orang tua kita dulu sudah semakin punah. Hal ini karena kehidupan modern cenderung materialistis dan individualis.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Komisi III DPR RI Tetapkan 7 Calon Hakim Agung, Mardefni: Uji Kelayakan dan Kepatutan Kental Aroma Kepentingan
- Gus Imin Bicara Radikalisme, Kelompok Cipayung dan Kemenangan Pilpres Bersama Tokoh Lintas Agama
- Lulus S-1 dan D-4 Tak Lagi Harus dengan Menulis Skripsi, Mendikbudristek juga Terbitkan Beleid Penyerderhanaan Akreditasi
- Honor Gakkumdu, TPS di Kampus dan Pengawas Kelurahan jadi Temuan Komisi II DPR
- Komisi I DPRD Riau Harapkan Organisasi Wartawan dalam Satu Wadah
PILKADA PESSEL: KPU Rekrut 75 Orang Calon PPK
Kabar Daerah - 24 April 2024