Sumbar Tuan Rumah WIEF dan Pertemuan Ulama Dunia, Sandi: Para Tamu akan Dibawa ke Desa Wisata

Rabu, 06 Juli 2022, 17:51 WIB | Kabar Daerah | Provinsi Sumatera Barat
Sumbar Tuan Rumah WIEF dan Pertemuan Ulama Dunia, Sandi: Para Tamu akan Dibawa ke Desa...
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno diwawancarai wartawan di Green Talao Park, Kabupaten Padang Pariaman dalam rangka penilaian 50 Desa Wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, Selasa. (humas)

PADANG PARIAMAN (5/6/2022) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebutkan, World Islamic Economic Forum (WIEF) 2023 yang akan dituanrumahi Sumatera Barat, akan disandingkan dengan pertemuan ulama sedunia.

Pertemuan ini mengambil tema Ekonomi Islam dan Potensi Pariwisata Halal (muslim friendly tourism).

"Ini, panitia lokal sedang menyiapkan, kita sudah komunikasikan juga dengan Buya Mahyeldi. Sekarang kami sedang koordinasi di tingkat kementrian dan lembaga, untuk menentukan waktu tempat dan rangkaian acara," kata Sandi di disela kunjungannya ke Green Talao Park, Kabupaten Padang Pariaman dalam rangka penilaian 50 Desa Wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, Selasa.

Pada Maret 2022 lalu, Sandi juga telah menyampaikan, bahwa Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menunjuk Sumatera Barat sebagai tuan rumah iven tersebut.

Dikatakan Sandi, komunikasi ke berbagai pihak terkait untuk penyelenggaraan WIEF sudah dilakukan, termasuk di antaranya Pemprov Sumbar selaku calon tuan rumah.

Perhelatan forum tersebut nantinya juga akan melibatkan bupati dan wali kota di Sumatera Barat. Keterlibatan bupati dan wali kota, adalah selaku tuan rumah yang akan menjamu penyelenggaraan iven tersebut di nagari dan desa-desa wisata di Sumatera Barat.

Disamping dalam rangka penyelenggaraan WIEF dan pertemuan ulama sedunia, dipilihnya Sumbar sebagai tuan rumah juga merupakan kolaborasi bersama pemerintah dalam mendukung geliat pariwisata Sumatera Barat dengan melibatkan Kementrian Desa, Parekraf, Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan kota hingga ke tingkat nagari.

Dijelaskan, potensi pariwisata halal dan Desa Wisata yang betul-betul dapat menyentuh kebutuhan masyarakat, untuk menjawab tantangan dan tuntutan situasi yang dihadapi dewasa ini. Dimana desa atau nagari telah membuktikan diri mampu melewati turbulensi ekonomi.

"Sekarang masyarakat butuh lapangan kerja, beban biaya ekonomi juga semakin meningkat. Oleh karena itu, nagari-nagari dan Desa Wisata menjadi garda terdepan, bukan hanya dari segi potensi wisata, tapi juga potensi ketahanan pangan, energi dan pemberdayaan masyarakat," ungkapnya. (kyo)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: