Sejarah Penanggalan Tahun Hijriyah, Puasa Sunah di Bulan Muharam dan Bacaan Niatnya

Jumat, 29 Juli 2022, 19:10 WIB | Gaya Hidup | Provinsi Sumatera Barat
Sejarah Penanggalan Tahun Hijriyah, Puasa Sunah di Bulan Muharam dan Bacaan Niatnya
Masjid Raya Sumbar.

AMIRUL mukminin, Umar bin Khattab adalah kalifah yang menetapkan sistem penanggalan Hijriyah. Dia menjadikan peristiwa hijrahnya Rasulullah, Nabi Muhammad ke Kota Madinah sebagai permulaan dari kalender Islam tersebut.

Umar bin Khattab menilai, hijrah Nabi Muhammad adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Karena, pada saat hijrah lah dakwah Islam menjadi semakin kuat dan gemilang—tentunya dengan pertolongan Allah.

Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriyah adalah Muharram, bukan Rabi'ul Awwal?

Bukankah Nabi Muhammad berhijrah dari Makkah pada bulan Shafar dan tiba di Madinah pada bulan Rabi'ul Awwal di tahun ke-14 kenabian?

Baca juga: Pergantian Tahun Baru Islam, Hendri Septa: Momentum untuk Berhijrah

Mengapa Umar bin Khattab tidak menetapkan Rabi'ul Awwal sebagai bulan pertama Hijriyah?

Dikutip dari jatim.nu.or.id, merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur'an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018) dijelaskan, beberapa ahli menilai bahwa permulaan hijrah justru terjadi pada bulan Muharram.

Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua, yang terjadi pada bulan Dzul Hijjah. Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati.

Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad.

Oleh karena itu hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.

Sebelum ada kalender Hijriyah, umat Islam terkadang menggunakan Tahun Gajah atau peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah peperangan orang Arab, sebagai patokan penanggalan

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: