Sineas Minang Arif Malinmudo Kritisi Pembangunan Awning, Ini Kritikannya

Senin, 17 Oktober 2022, 22:03 WIB | Kabar Daerah | Kota Bukittinggi
Sineas Minang Arif Malinmudo Kritisi Pembangunan Awning, Ini Kritikannya
Penampangan Jl Minangkabau setelah dibangun awning pada tahun anggaran 2022 ini.

PADANG (17/10/2022) - Sutradara sekaligus penulis naskah asal Sumatera Barat, Arif Malinmudo mengunggah kritikannya terhadap rencana pembangunan Awning di Jl Minangkabau Bukittinggi pada tahun anggaran 2022 ini.

Di akun instagramnya, @ arief_malinmudo, pria kelahiran 28 September 1990 ini, melangkapi kritikannya terhadap gagasan pembangunan Awning ini, melalui unggahan dua destinasi wisata unggulan dunia. Menara Pisa di Italia dan Jam Gadang di Bukittinggi, Indonesia.

Diketahui, pembangunan Awning di Jl Minangkabau ini, diniatkan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar untuk menaikan kelas pedagang kaki lima (PKL) dengan berjualan ditempat yang lebih layak.

Disebut lebih layak karena dengan pembangunan awning (kanopi) ini, ruas Jl Minangkabau ini akan dijadikan kawasan Pasar Malam dengan sejumlah fasilitas pelengkapnya.

Baca juga: Erman Safar Tunda Pembangunan Awning, Ini Alasannya

Saat ini, pemenang tendernya sudah ditetapkan Pemko Bukittinggi. Dananya juga sudah tersedia dalam APBD Bukittinggi 2022, sebesar Rp4,6 miliar. Pekerjaan awal juga sudah dimulai kontraktor pelaksana.

Rencana ini, kemudian ditolak pedagang pemilik toko di sepanjang Jl Minangkabau. Penolakan pemilik toko ini "dilawan" PKL dengan aksi demonstrasi ke gedung wakil rakyat. Sekelumit peristiwa ini lah yang dipotret Arif Malinmudo dalam kritikannya.

Berikut kritik Arif Malinmudo dikutip utuh dari akun instagramnya:

Mencari Kebijaksanaan pada Estetika dan Sejarah. Awalnya saya mencoba berjarak dengan polemik awning (kanopi) di Jalan Minangkabau Bukittinggi. Namun makin kesini saya berpikir, Kenapa pedagang toko yang rata rata adalah orang kaya berteriak?

Baca juga: Forum UMKM Ajak Publik Tak Terpancing Penggiringan Opini Penolakan Pembangunan Awning

Kenapa istilah naik kelas untuk sahabat pedagang kaki lima hanya sampai pada tataran pemberian (kanopi) atap?

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: