Tiga dari 10 Anak Indonesia Menderita Anemia

Rabu, 26 Oktober 2022, 14:54 WIB | Kabar Daerah | Kab. Pasaman Barat
Tiga dari 10 Anak Indonesia Menderita Anemia
Bupati Pasbar, Hamsuardi meluncurkan gerakan nasional aksi bergizi di SMPN 1 Pasaman, Rabu. (robi chandra)

PASAMAN BARAT (26/10/2022) - Bupati Pasbar, Hamsuardi menilai, gerakan nasional aksi bergizi merupakan komponen penting yang memiliki peran sentral dan juga salah satu dari tujuan pembangunan berkelanjutan bangsa Indonesia. Selain itu, gizi pada remaja juga merupakan cerminan masalah gizi pada usia dini.

"Banyaknya remaja yang memasuki perkembangan yang penting dalam tahap kondisi menderita stunting, anemia dan juga seringkali memiliki berbagai kekurangan zat gizi mikro lainnya. Sementara pada saat yang sama kebutuhan remaja akan energi protein dan zat mikro meningkat secara signifikan dan banyak dari remaja yang mengalami kelebihan berat badan," jelas Hamsuardi, di SMPN 1 Pasaman, Rabu.

Hal itu dikatakan Hamsuardi saat meluncurkan gerakan nasional aksi bergizi. Gerakan nasional ini, dihadiri Forkopimda, OPD dan stakeholder terkait lainnya. Hamsuardi berharap, gerakan ini mampu menurunkan angka kekurangan gizi akut atau stunting di Pasbar.

Pada saat ini, ungkap dia, stunting masih merupakan masalah akibat kurang gizi berkepanjangan. Di Kabupaten Pasaman Barat stunting saat ini berada pada angka 24 persen dan target prevalensi 14 persen pada tahun 2024.

Baca juga: TSR Provinsi Kunjungi Masjid Raya Kapundung, Ini Kata Bupati Pasbar

Untuk itu, ia juga meminta kepada remaja untuk giat mengkonsumsi makanan bergizi di pagi hari, seperti telur, nasi, tempe dan tahu dan makan bergizi lainnya.

Sementara itu, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Dewi Indriani Djusair mengatakan, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.

Berdasarkan penelitian Riskesdas 2018 menunjukan, prevalensi anemia pada anak usia 5-24 tahun sebesar 26,8 persen. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.

Menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD).

Baca juga: Hamsuardi Ikuti Rapat Penanganan Dampak Banjir Bersama Menko PMK, Ini Kerusakan di Pasbar

Suplmentasi TTD sudah dimulai sejak tahun 2016 dengan meminum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12-18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: