Khazanah Naskah Keilmuan Minangkabau Berlimpah, Filolog Unand: Pengkajian Minim

Senin, 21 November 2022, 11:03 WIB | Kabar Daerah | Provinsi Sumatera Barat
Khazanah Naskah Keilmuan Minangkabau Berlimpah, Filolog Unand: Pengkajian Minim
Filologi Indonesia/Dosen Sastra Minangkabau Universitas Andalas, Pramono PhD pada diskusi webinar virtual Ahad malam yang diadakan DPD Satupena Sumatera Barat.

PADANG (21/11/2022) -Khazanah naskah Minangkabau berlimpah, baik dari sisi jumlah maupun keragaman isinya. Artinya, naskah Minangkabau kaya bahan yang bisa dikaji dan dipelajari. Namun, masalahnya adalah miskin pengkajian.

"Tidak banyak orang yang mau mengkaji naskah-naskah Minangkabau," ungkap Filologi Indonesia/Dosen Sastra Minangkabau Universitas Andalas, Pramono PhD pada diskusi webinar virtual Ahad malam yang diadakan DPD Satupena Sumatera Barat.

Selain Pramono, tampil sebagai narasumber Peneliti Bahasa/Sastra Prof Muzril, Dosen/Penerbit Polimedia Jakarta, Anggun Gunawan MA dan sastrawan Pinto Janir.

Menurut Pramono, banyak naskah-naskah Minangkabau yang berasal dari surau-surau tarekat maupun disimpan pribadi. Seperti di koleksi manuskrip di Surau Calau sebanyak 99 bundel.

Baca juga: Satu Pena Sumbar Gelar Event Internasional di Kampus IPDN Baso

Kandungan naskah tersebut antara lain berisikan susastra, sejarah, keagamaan, pengobatan tradisional dan lain-lain.

"Di surau Parak Pisang yang tertelak di jalan lintas Sumatera-Jawa tepatnya Nagari Sumani Kabupaten Solok, ditemukan 29 naskah (6.220 halaman). Surau ini yang dikembangkan oleh Syekh Abbas atau yang dikenal juga dengan Angku Parak Pisang," ungkap Pramono.

Pramono juga mengungkapkan, informasi mengenai penyalin manuskrip dalam kolofon naskah-naskah Minangkabau, tidak sedikit mengandung informasi penting yang dapat dimanfaatkan bagi telaah kodikologi yang lebih luas.

"Selain berhubungan dengan keterangan sejarah dan tempat penyalinan, kolofon dapat mengungkap sisi jalur-jalur pendistribusian naskah, profesi kepenyalinan, figur-figur di balik penyalinan naskah, kitab-kitab popular pada masa lalu sebagai acuan kajian bibliografi karya-karya keagamaan khususnya," tutur Pramono.

Menurut Pramono, aktivitas penyalinan naskah juga dapat mengungkap sisi lain dari informasi sejarah.

Kondisi naskah-nakah Minangkabau beragam, kondisi baik, agak rusak, rusak dan rusak berat.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: