Mahyeldi Bicara Pengembangan Madu Kelulut di Kawasan Perhutanan Sosial dengan Dubes Inggris
PADANG (25/11/2022) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi bicarakan pelestarian dan lingkungan hidup, kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, serta potensi carbon trading di Sumatera Barat dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia periode 2014 - 2019, Moazzam Malik di Istana Gubernuran, Rabu malam.
Pada pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Mahyeldi dan Moazzam Malik mengatakan Pemerintah Inggris selama ini melakukan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk membantu Pemerintah Provinsi Sumbar mengelola sumber daya alam yang mengutamakan kelestarian guna kehidupan berkelanjutan di masa yang akan datang.
Menurutnya, ada beberapa program Pemerintah Indonesia terkait pelestarian Sumber Daya Alam terutama hutan di Sumbar yang di dorong oleh Pemerintah Inggris salah satunya adalah perhutanan sosial.
"Pemerintah Inggris mendukung berbagai program pemberdayaan kepada masyarakat di Sumbar sehingga kebutuhan hidup masyarakat dapat terpenuhi juga dapat melestarikan sumber daya alam yang ada," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Sumbar Serahkan 100 Stup Galo-galo untuk Kelompok Tani Hutan Rao Utara
Mahyeldi menceritakan, sekitar 81 persen masyarakat di Sumbar yang tinggal di dalam kawasan hutan. Dia juga menyebut, pengelolaan perhutanan sosial di Provinsi Sumbar telah mencapai 242.000 hektare hingga 2022 ini yang tersebar di sejumlah daerah.
"Dari 242.000 hektare hutan tersebut, dapat digarap untuk menunjang perekonomian masyarakat. Dengan luas lahan tersebut masyarakat dapat membudidayakan tanaman seperti madu, durian, jengkol, sukun, gaharu dan lainnya," ungkap Mahyeldi.
Mahyeldi juga mengatakan, saat ini Pemprov Sumbar tengah menargetkan sebanyak 5.000 stup madu galo-galo per tahun, untuk membantu masyarakat sekitar hutan dan membudidayakan koloninya.
"Dengan target 5000 stup per tahun, kita bisa memproduksi madu galo-galo sebanyak 20 ton per bulan," imbuh dia.
Baca juga: KUPS Sirantiah Budidayakan Madu Lebah Trigona, Produksi Perdana 2 Liter dari 23 Stup
Diketahui, Galo-galo atau Kelulut sangat potensial dibudidayakan dalam rangka agar masyarakat yang berada di sekitar hutan bisa melalui kehidupan melalui kesejahteraan yang lebih baik dan terjamin dengan memanfaatkan potensi yang ada di hutan tanpa merusak hutan.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Terbukti Langgar Anggaran Dasar, Majelis Hakim PN Solok Tolak Gugatan Anggota DPRD Solok dari PDI Perjuangan
- Halal Bihalal IKA FPUA, Mahyeldi: Tingkatkan Kontribusi dan Bukti Nyata Peran Alumni
- Tambang Liar di Air Dingin Solok, Herry: Pemkab Solok akan Pimpin Penindakan
- Pola Cuaca makin Tak Menentu, Mahyeldi: Cermat dalam Hitung Ketersediaan Pangan Penting
- Musrenbang Terintegrasi Sumbar 2024, Gubernur: Momentum Menyusun Mimpi Besar Sumbar 2045
PILKADA PESSEL: KPU Rekrut 75 Orang Calon PPK
Kabar Daerah - 24 April 2024