PADANG (20/11/2023) - Bekas lokasi tambang batu bara di Kota Sawahlunto, ditetapkan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Kawasan itu kemudian ditetapkan jadi Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyebutkan, kebanggaan atas status WTBOS dari UNESCO ini perlu disikapi dengan kesadaran merawat dan memanfaatkannya sehingga betul-betul berdampak positif bagi masyarakat.
"Gelanggang Arang ini adalah upaya untuk memperkuat WTBOS sebagai warisan dunia," ungkap Mahyeldi saat membuka acara Galanggang Arang Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia, di Padang, Kamis.
Event ini merupakan bentuk perayaan dan pegelaran atas penetapan WTBOS sebagai situs warisan dunia yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Fabriek Bloc Parupuk Tabing, Padang.
Menurut Mahyeldi, inisiatif untuk mengaktivasi WTBOS, caranya denan membangun kesadaran untuk merawat serta memanfaatkan atribut dan properti yang ditetapkan oleh UNESCO tersebut.
"Ke depan, kegiatan ini perlu kita kolaborasikan dengan pihak-pihak terkait," ucap Mahyeldi.
Mahyeldi meyakini, WTBOS akan membawa dampak yang sangat bagus bagi Sumbar dan masyarakat saat pemanfaatannya dimaksimalkan.
Ia berharap, Galanggang Arang dapat jadi wadah gotong royong bagi segenap pemangku kepentingan untuk bersama-sama menggali nilai dari Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan yang tersebar di sepanjang WTBOS.
"Alhamdulillah, UNESCO telah menetapkan WTBOS sebagai Warisan Dunia pada tahun 2029. Bahkan keberadaan WTBOS ini melibatkan tujuh Kabupaten /Kota di Sumbar, mulai dari Kota Sawahlunto, Kabupaten dan Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, hingga Kota Padang," kata Mahyeldi.
Ketujuh Kabupaten/Kota tersebut, sambungnya, tentunya memiliki peran penting masing-masing dalam usaha eksploitasi tambang batu bara yang menjadi pendukung utama sarana transportasi di masa lalu.
Bahkan, keberadaan kereta api saat itu, juga membawa dampak penting bagi daerah-daerah yang dilaluinya, seperti lahirnya stasiun kereta api yang menjadi ruang interaksi manusia dan peredaran barang-barang.
"Kami sangat bangga, Sumbar adalah salah satu dari lima daerah yang memiliki Warisan Dunia di Indonesia."
"Kami sangat berterima kasih atas atensi khusus Kemendikbudristek. Pemprov siap mendukung program kebudayaan untuk menjaga eksistensi WTBOS sebagai warisan dunia, sekaligus mendukung program peningkatan kunjungan wisatawan lewat tajuk Visit Beautiful West Sumatera 2023," kata Mahyeldi berjanji.
Gali Potensi Terpendam
Dikesempatan itu, Staf Ahli Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Kemendikbud RI, Prof Muhammad Adlin Sila mewakili Menteri Dikbud RI dalam sambutannya mengatakan, WTBOS memang pantas ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
"Tambang Batu Bara Ombilin adalah salah satu bukti bagaimana manusia dapat mengatasi berbagai tantangan alam yang ekstrem dengan teknologi yang diciptakan," ungkap dia.
"Dimana pada zamannya, Sawahlunto merupakan salah satu daerah di perbukitan, tapi dapat dilalui oleh kereta api sebagai sarana transportasinya. Ini sebuah kesuksesan yang luar biasa," tambah Adlin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menyebutkan, membangun jalur kereta api di Sumbar bukan perkara mudah.
Sebab, melalui banyak jalur perbukitan dan tanjakan dengan tingkat kemiringan ekstrem hingga 80 derajat.
Sehingga, tentu membutuhkan teknologi tinggi, desain luar biasa untuk membuat jalur serta mesin lokomotif yang harus dirancang khusus.
"Sebelumnya, saya mengira Galanggang Arang adalah ruang pembakaran, tetapi orang Minangkabau dengan bijak memberi istilah Galanggang yang diartikan sebagai medan perjuangan," ungkap Hilmar Farid.
"Dengan demikian, Galanggang Arang kurang lebih berarti gerakan menghidupkan semangat menggali potensi yang terpendam pada WTBOS," ucap Hilman. (*)
Editor : Mangindo Kayo