PADANG (2/12/2023) - Mesjid Raya Sumbar ditetapkan jadi Kawasan Halal Lifestyle (KHL). Hal ini akan menjadikan Sumatera Barat sebagai daerah percontohan dalam pengembangan KHL di Indonesia.
"Ini merupakan sesuatu yang baru bagi Sumbar dan juga menjadi pilot project di Indonesia. Pasti tidak mudah, tapi kita akan upayakan agar ini dapat berhasil," ujar Sekdaprov Sumatera Barat, Hansastri saat penetapan Mesjid Raya Sumbar sebagai KHL, di Padang, Sabtu siang.
Dikatakan Hansastri, untuk pengembangan lanjutan, Pemprov Sumbar juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.
"Kita telah memiliki regulasi berupa Surat Keputusan Gubernur dan telah membentuk tim khusus untuk pengembangan Wisata Halal dan Produksi Halal di Sumbar," ungkap Hansastri yang juga Ketua Umum Pengurus Masjid Raya Sumbar.
Sedangkan untuk pengembangannya, Hansastri menyebut, Pemprov akan membagi kedalam dua tahap.
Pertama, kawasan ini akan diisi dengan beragam kuliner dan fashion halal. Kedua, secara bertahap akan dilengkapi dengan beragam fasilitas pendukung.
Lokasi KHL ini akan dipusatkan di lantai dasar bangunan masjid. Sementara untuk pembangunan fasilitas pendukung, Pemprov Sumbar akan bekerjasama dengan Bank Nagari.
Sehingga, nantinya lantai dasar Masjid Raya Sumbar menjadi ruang yang nyaman bagi setiap pengunjung untuk melakukan beragam aktivitas.
"Sebelumnya, kita telah punya dasar, Sumbar pernah dinobatkan sebagai destinasi wisata dan kuliner halal dunia oleh salah satu lembaga internasional."
"Sehingga, apa yang kita dicanangkan sekarang merupakan bagian dari penguatan dan kelanjutan dari capaian yang berhasil kita raih tahun sebelumnya," sebut Hansastri.
Masjid Raya Sumbar Paling Siap
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyebut, dipilihnya Masjid Raya Sumbar sebagai Pilot Project KHL karena dinilai sebagai lokasi yang paling siap untuk pengembangan wisata halal di Indonesia.
"Secara umum, Masjid Raya Sumbar ini sangat siap untuk menjadi pilot project kawasan wisata halal Indonesia."
"Infrastrukturnya memadai, kebijakan pemerintah daerahnya pun juga sangat mendukung, sebab hampir seluruh transaksi keuangan di daerah ini, telah sesuai syariah," ucap Juda Agung.
Diharapkan, kedepan kawasan ini akan terus berkembang dan tidak hanya memenuhi kebutuhan praktis para pengunjung tapi juga mengangkat nilai-nilai keagamaan.
Sehingga, mampu bersaing untuk menarik minat wisatawan muslim dunia yang jumlahnya cukup besar, lebih kurang 150 juta orang. (*)
Editor : Mangindo Kayo