VALORANEWS.COM -Bukan pelit! Inilah prinsip yang dipegang orang Padang agar sukses di rantau.
Seperti dilansir ValoraNews.com melalui kanal YouTube Kaba Rantau Official, Rabu, 24 Januari 2024 bakal membahas terkait permasalahan
yang sering ada bagi orang Minang.
Permasalahan itu orang Minang seringkali dibilang pelit. Padahal ini loh fakta-faktanya.
Orang Minang bukannya pelit akan tetapi mereka mempunyai prinsip agar bisa sukses.
Adat Basandi Syarak Sayarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) merupakan falsafah masyarakat Minangkabau sebagai komunitas budaya yang menjunjung tinggi. Nilai-nilai adat dan agama.
Maka tidak berlebihan jika masyarakat Minangkabau dikatakan masyarakat yang religius. Religiusitas masyarakat Minangkabau tercermin dalam petatah, petitih, mamangan, petuah yang dipakai dalam bebagai rangkaian kegiatan keadatan.
Falsafah ABS-SBK memberi format yang jelas akan identitas masyarakat Minang. Falsafah adat tidak menafikan bahwa masyarakat Sumatera Barat merupakan masyarakat yang majemuk bahkan memberi ruang kepada setiap orang untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing sesuai dengan hak asasi manusia.
Namun lahirnya otonomi daerah seakan-akan masyarakat Minangkau membudayakan budaya lokal ke dalam regulasi-regulasi kedaerahan.
Minangkabau merupakan salah satu etnis di Indonesia yang mempunyai Khazanah budaya yang khas.
Selain memiliki budaya tinggi dan karakteristik yang kuat, masyarakat Minangkabau juga mempunyai institusi yang mapan untuk menopang pola hidup dan tingkah laku anggota masyarakatnya.
Banyak sekali stereope yang ditujukan kepada orang Padang. Salah satunya adalah pandangan orang terhadap masyarakat Minang atau Padang yang katanya pelit.
Anggapan ini diperkuat oleh tayangan sinetron atau film dengan tokoh orang Padang yang digambarkan pelit.
Beberapa hal yang melatar belakangi anggapan miring masyarakat yang selalu dipegang teguh oleh mereka yang berdarah Padang.
Berikut lima prinsip yang membuat mereka jadi terkesan pelit:
1. Harus sukses di tanah Rantau
Keadaan orang yang sedang merantau dan jauh dari keluarga dan sanak saudara memaksa mereka untuk bijak mengatur keuangan.
Mereka memikirkan cara untuk bertahan
hidup yang memilih merantau ke kota. Biasanya disebabkan oleh kondisi ekonomi di tempat asal mereka yang tidak bagus.
Oleh karena itu mereka bertekad untuk merantau dan merintis usaha di kota besar.
Banyak orang Padang yang mengadu nasib di tanah Jawa khususnya Jakarta dan tak sedikit dari mereka yang berhasil dan sukses.
Maka dari itu, mereka harus sangat berputar otak untuk bertahan hidup di tanah Rantau. Mau bagaimanapun mereka harus berani keluar dari zona nyaman jika ingin sukses.
2. Menjadi bos untuk diri sendiri
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Minang terutama yang tinggal di perantauan sebagian besar adalah berdagang walaupun usahanya itu masih terbilang kecil tetapi mereka lebih memilih berusaha dibanding untuk bekerja bersama orang lain.
Ada yang memulai merintis usaha dengan berdagang pakaian, ada juga yang memulai usaha di bidang kuliner atau lebih dikenal dengan sebutan Rumah Makan Padang.
Mengapa berdagang? Karena salah satu culture orang Padang adalah egaliter yaitu mereka lebih suka menjadi bos untuk diri sendiri dan tidak suka ada yang mengatur ataupun memerintah mereka.
Nah maka dari itu mereka lebih memilih untuk berdagang dibanding untuk bekerja sama orang lain.
Ini mungkin bagus untuk dicontoh bagi siapun karena selain menguntungkan bagi diri sendiri tetapi juga menguntungkan bagi orang lain. Orang lain mendapat pekerjaan dan juga membantu perekonomian.
Jika orang di negara ini semua memiliki prinsip seperti orang Minang mungkin saja negara Indonesia dapat menjadi negara yang maju karena pastinya peluang pekerjaan di mana-mana dan banyak masyarakat yang menjadi pengusaha.
3. Lebih suka memberi umpan daripada ikan
Orang Padang yang telah sukses tidak akan membantu sanak saudaranya dengan memberikan uang. Melain mereka akan memberikan peluang
usaha sesuai dengan kepiawaian dari saudaranya tersebut.
Orang Padang yang telah sukses akan membantu memberikan modal usaha, mencarikan tempat untuk usaha, mengatur sistem bagi hasil dan memantau selama usaha itu berjalan.
Ini juga merupakan prinsip yang bagus karena secara tidak langsung mengajarkan untuk usaha dengan cara membantunya bukan dalam bentuk uang karena yang ditakutkan jika membantunya dengan bentuk uang dapat disalah artikan.
4. Tidak masalah terlihat miskin
Tidak masalah terlihat miskin adalah prinsip yang dimiliki orang Padang saat sedang merintis usaha. Mereka rela bekerja keras siang dan malam untuk meraih kesuksesan. Artinya lebih baik susah dulu tapi nanti akan menuai hasil dari yang dijalankan.
Saat usahanya berhasil pun mereka tidak serta merta membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang mereka inginkan meskipun sebenarnya mereka mampu membelinya.
Mereka lebih memilih menginvestasikan uangnya untuk membeli barang yang bernilai aset dan hidup sederhana.
5. Tahu kapan harus menikmati hidup dan kapan harus menabung
Masyarakat Minang terbiasa menyisihkan uangnya untuk menabung investasi dan membeli kebutuhan pokok terlebih dahulu.
Prinsipnya mereka tidak akan mengambil uang di tabungan, kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak. Setelah itu jika memang berlebih mereka juga tidak segan-segan mengeluarkan uangnya untuk liburan bersama keluarga. Menabung dulu liburan kemudian.
Itulah lima prinsip yang dipegang teguh oleh orang Padang yang membuat mereka terkesan pelit.
Mereka sebenarnya tidak pelit kok, mereka hanya berusaha mengelola uang dengan baik agar bisa sukses. (*)
Editor : VN-1