SAAT ini di Indonesia, terdapat banyak minat yang signifikan dari pelaku usaha untuk terlibat dalam bisnis franchise.
Hal ini disebabkan oleh persepsi bahwa bisnis franchise mampu memberikan keuntungan dengan cepat tanpa perlu melakukan promosi dari awal, karena merek yang ditawarkan sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Meskipun demikian, perlu diwaspadai agar tidak terjebak dalam penawaran bisnis franchise yang semakin menjamur.
Terutama bagi para pelaku usaha pemula yang ingin memulai bisnis mereka, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk membeli franchise.
Untuk itu bagi kamu tertarik untuk memulai bisnis franchise, pastikan membaca artikel ini hingga selesai ya!
Karena dalam artikel ini ValoraNews sudah merangkum sedtail mungkin langkah yang perlua kamu lakukan sebelum memilih franchise yang tepat. Berikut langkah yang dimaksud:
7 Langkah Memilih Franchise yang Tepat Untuk Bisnis
1. Tujuan Bisnis
Sebelum kamu mempertimbangkan keinginan untuk mendapatkan penghasilan melalui franchise, kamu harus memperhatikan seperti apa gaya hidup atau tujuan bisnis yang diinginkan.
Franchise bukan hanya sekadar investasi, tetapi juga mencerminkan gaya hidup. Oleh karena itu, jika kamu menikmati bisnis tersebut, kamu akan mampu menjalankannya dengan baik.
2. Budaya Perusahaan
Aspek budaya perusahaan dalam sebuah franchise sebenarnya sulit diukur, namun dapat memiliki pengaruh yang signifikan.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana franchisor memperlakukan mitra mereka. Cari merek franchise yang memiliki antusiasme, kerjasama, dan keterbukaan dengan para mitra lainnya.
3. Selektivitas
Kamu perlu mempertimbangkan apakah merek franchise tersebut selektif dalam memilih mitra bisnisnya, atau apakah mereka akan menerima siapa pun yang memenuhi syarat finansial.
Selain itu, kamu juga harus memperhatikan kinerja penjualan mereka, karena hal ini akan berdampak langsung pada bisnismu baik dari segi citra maupun nilai jangka panjang.
Pastikan kamu bergabung dengan franchise yang memiliki standar eksklusif yang cukup tinggi, sehingga anggotanya mendapatkan dukungan penuh dari pusat.
4. Rekam Jejak
Jika sebuah franchise belum membuktikan konsepnya dan hanya memiliki satu atau dua lokasi, sebaiknya kamu harus mempertimbangkan ulang.
Dengan beberapa rekam jejak yang kuat, hal ini dapat menunjukkan pertumbuhan positif di pasar yang berbeda. Hindari untuk membeli franchise yang masih dalam tahap eksperimental.
"Berhati-hatilah dalam membayar untuk menjadi subjek percobaan bagi mereka," ujar Admin kanal Youtube Inspirasi Pagi dalam unggahan videonya.
5. Ketergantungan pada Royalti
Di atas biaya waralaba awal, sebagian besar merek menghasilkan pendapatan dengan mengumpulkan persentase penjualan atau pendapatan bersih dari setiap mitra, dengan mengambil rata-rata royalti sebesar 5 persen sampai 6 persen.
Praktik ini biasanya terjadi dalam bisnis franchise, namun secara ideal, pastikan bahwa mereka bekerja untuk menghasilkan uang bersama denganmu, bukan hanya dari kamu.
6. Lakukan Validasi
Ini adalah kesempatanmu untuk berbicara dengan para mitra yang sudah ada sebelumnya. Pastinya, merek akan memberikan testimoni dari para mitranya.
Sehingga kamu memiliki kesempatan untuk bertanya guna mendapatkan perspektif yang lebih luas.
Namun, ingatlah bahwa umpan balik yang diberikan didasarkan pada perspektif dan nilai-nilai perusahaan mereka. Sehingga perasaan mereka belum tentu sejalan dengan visi dan misimu.
Oleh karena itu, hindari mengajukan pertanyaan yang menghasilkan jawaban subjektif.
7. Ketahanan Pasar
Pertimbangkan seberapa bergantungnya konsep franchise pada kondisi tertentu yang berada di luar kendalimu, misalnya ketika terjadi pandemi.
Jika kamu telah melakukan perjanjian franchise dalam jangka waktu 10 tahun, maka kamu harus memikirkan beberapa skenario terburuk untuk mengetahui seberapa besar peluang penjualan.
Sekianlah 7 tips memilih peluang bisnis franchise yang perlu kamu perhatikan sebelum membeli. Pastikan untuk memeriksa ketujuh tips tersebut agar tidak mengalami kerugian di kemudian hari. (*)
Editor : VN-1