Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya

×

Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya

Bagikan berita
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi bersama Safarudin (Bupati Limapuluh Kota) menaiki kapal pada event Alek Bakajang yang merupakan tradisi berusia ratusan tahun di Luhak Nan Limapuluah, Rabu. (humas)
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi bersama Safarudin (Bupati Limapuluh Kota) menaiki kapal pada event Alek Bakajang yang merupakan tradisi berusia ratusan tahun di Luhak Nan Limapuluah, Rabu. (humas)

LIMAPULUH KOTA (19/4/2024) - Event Alek Bakajang diharapkan masuk dalam salah satu iven unggulan dalam Kharisma Event Nusantara yang akan diselenggarakan Kemenparekraf.

Sebelumnya, alek anak nagari yang dihelat selama lima hari di NagariGunung Malintang, Pangkalan, KabupatenLimapuluh Kota itu, sudah dinobatkan sebagai Juara 1 kategori atraksi budaya terpopuler dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2021.

"Diharapkan, even ini nantinya akan menarik minat kunjungan wisatawan ke Sumbar sehingga akan memberikan dampak positif terhadap perekomian masyarakat," ungkap Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi.

Hal itu disampaikan Mahyeldi saat menutup kegiatan yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun ini, Rabu. Tahun 2024 ini, tradisi Alek Bakajang digelar pada tanggal 13-17 April.

Mahyeldi juga mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap tradisi ini. Ini terlihat dari ribuan warga yang tumpah ruah meluapkan kegembiraan saat hari puncak iven tersebut.

Ia meyakini, iven tersebut juga sangat penting sebagai wadah mempererat relasi seluruh lapisan warga dalam masyarakat.

Iven Alek Bakajang membuat Mahyeldi begitu tertarik, sehingga ia meminta Wali Nagari Gunung Malintang, membuat laporan terkait pelaksanaan iven tersebut secara rinci.

"Saya minta pada Wali Nagari Gunung Malintang untuk membuat laporan tentang apa saja kegiatan Alek Bakajang selama lima hari ini," ujar Mahyeldi.

Menyikapi permintaan tersebut, Wali Nagari Gunung Malintang, Wido Putra sempat menjelaskan secara singkat sejarah terselenggaranya Alek Bakajang.

Di mama, pada awalnya setiap warga pergi Manjalang kepada Niniak Mamak atau Datuak Panghulu dan selanjutnya diteruskan Manjalang Alim Ulama maupun Cadiak Pandai seperti Pemerintah Nagari atau tokoh masyarakat dari dari 4 (empat) suku berbeda yang ada di Gunuang Malintang.

"Semua itu dilakukan dengan menggunakan perahu (kajang) dengan melintasi Sungai Batang Mahat untuk silaturahim yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri," terang Wido.

Adapun empat suku tersebut, sambungnya, Suku Domo, Suku Melayu, Suku Piliang serta Suku Pagar Cancang.

Selama 5 hari berturut-turut, keempat suku tersebut bersilaturrahim ke setiap Istano datuak-datuak yang ada.

"Karena itu ada lima perahu kajang yang mewakili tiap-tiap jorong atau wilayah di bawah nagari, yang berparade di tepian Batang Mahat," sebutnya.

Dikesempatan itu, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin turut memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Nagari Gunung Malintang yang setiap tahun menyelenggarakan iven Alek Bakajang.

Ia berharap, masyarakat Gunuang Malintang dapat menulis dan mendokumentasikan tradisi Alek Bakajang secara komprehensif dan lengkap, sehingga lebih mudah dalam mewariskannya kepada generasi mendatang. (*)

Editor : Mangindo Kayo
Tag: