PADANG (10/9/2024) - Wakanda (Wisata Alam Kapalo Banda) Taram, Kabupaten Limapuluh Kota, merupakan salah satu objek wisata di Sumatera Barat dengan konsep Perhutanan Sosial.
Objek wisata yang dikelola dengan konsep pemberdayaan berbasis masyarakat (Community Based Tourism/CBT) ini, mendapatkan izin pengelolaan hutan seluas 800 hektare.
"Perputaran uang dari pengelolaan destinasi wisata Wakanda Taram, mencapai Rp2 miliar per tahun," ungkap Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Ekowisata Kapalo Banda, Muhammad Yahdi dalam siaran pers yang dirilis Pemprov Sumbar, Senin.
Dikatakan Yahdi, izin pengelolaan hutan di kawasan Taram ini, diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2018 lalu, dengan skema Hutan Nagari.
Perputaran uang dengan nominal fantastis itu, terang dia, bersumber dari tiket masuk destinasi wisata, usaha-usaha makanan, minuman dan UMKM lainnya.
Kemudian, kantong-kantong sumber pendapatan lain dari sektor jasa seperti travel, penyewaan/rental kendaraan bermotor dan homestay milik masyarakat.
"Potensi Perhutanan Sosial itu terbukti mampu mengangkat pendapatan petani hutan (sebutan untuk masyarakat yang menglola kawasan hutan), sehingga berpotensi mendukung upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi mengatakan tiga tahun terakhir pendapatan petani hutan sudah naik signifikan.
Pendapatan itu jauh di atas pendapatan masyarakat kategori miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Peningkatan pendapatan para petani hutan itu meningkat signifikan sejak 2020 terdorong oleh semakin baiknya pengelolaan program perhutanan sosial di daerah ini.
Rata-rata kenaikan pendapatan petani hutan di daerah ini mencapai 15 persen per tahun.
Pada 2020 pendapatan petani hutan di Sumbar sebesar Rp1.517.160 per bulan. Angka itu naik 17,31 persen atau setara Rp262.550 pada 2021, jadi Rp1.779.710 per bulan.
Pada 2022 pendapatan petani hutan itu kembali naik 11,16 persen dari tahun 2021 atau setara Rp198.657, menjadi Rp1.978.367 per bulan dan naik lagi 17,24 persen atau Rp341.144 pada 2023 menjadi Rp2.319.511 per bulan.
"Beda pendapatan petani hutan dengan UMR Sumbar, tinggal Rp500 ribu per bulan. Dan itu, adalah angka rata-rata."
"Artinya, sudah cukup banyak petani hutan yang memiliki penghasilan lebih besar dari UMR yang saat ini Rp2,81 juta per bulan," ungka Yoswardi.
Perhutanan sosial memberikan harapan untuk memberikan hidup layak bagi masyarakat Sumbar yang sebagian besar berada di sekitar kawasan hutan.
Data Dinas Kehutanan Sumbar, sebanyak 850 nagari atau desa (81,97 persen) dari 1.157 nagari yang ada di Sumbar itu berada di sekitar kawasan hutan.
Artinya, sebagian besar masyarakat Sumbar, bisa memanfaatkan potensi yang ada di hutan melalui program Perhutanan Sosial.
Tentang Wakanda Taram
Secara geografis, Wakanda Taram ini hanya berjarak sekitar 10 km dari objek wisata Lembah Harau, yang merupakan destinasi wisata unggulan Kabupaten Limapuluh Kota.
Sedangkan dari sisi aksesibilitas, Wakanda Taram hanya berjarak sekitar 8 km dari jalan utama provinsi yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Riau.
Desa Wisata Wakanda Taram ini berlokasi pada pertemuan dua buah sungai yang mengalir di kawasan hutan Taram yang kemudian dibendung.
Dulunya, warga di sekitar Wakanda Taram adalah penebang kayu ilegal. Kini, sejak Wakanda Taram dijadikan destinasi wiata, warga sekitar kemudian jadi pelaku pariwisata.
Dengan kunjungan sejak tahun 2018 rata-rata 400.000 wisatawan dan terus meningkat sampai sekarang.
Tercatat, 63 pemuda telah jadi pengelola Wakanda Taram. Kemudian, juga ada 38 tenaga harian lepas, 37 kepala keluarga sebagai pemilik rakit bambu, 25 kepala keluarga menyewakan benen dan 210 orang lagi sebagai pelaku kuliner di sekitar kawasan Wakanda Taram.
Secara geografi, hampir 70% kawasan Wakanda Taram adalah kawasan hutan. Kemudian, hampir 65% dari penduduknya, berprofesi sebagai petani.
Wakanda Taram itu sendiri yang merupakan pertemuan dua buah sungai.
Sungai yang pertama, airnya bewarna coklat, dimanfaatkan sebagai jalur rakit. Sungai yang kedua, merupakan dari kawasan Hutan Kapalo Banda yang airnya sangat jernih, dengan bebatuan warna-warni yang tidak ada di tempat lain.
Bagi penikmat adrenalin, Wakanda juga menyediakan jalur treking menuju Air Terjun Tujuh Tingkek maupun hiking menuju kawasan Hutan Compo (virgin foreistry).
Kelokasi ini, juga bisa menggunakan kendaraan ATV maupun Jeep Tour Wakanda. (*)
Editor : Mangindo Kayo