VALORAnews - Petani salak di Panorama Baru, Bukittinggi, mengeluhkan serangan hama pada tanamannya, yang masih saja terjadi meski sudah diantisipasi.
"Kendati sudah berkurang karena kami beri pagar, kera maupun musang terus saja mengganggu Salak Pondoh yang kami tanami ini," keluh seorang petani, Ramli Bagindo Kayo yang punya 300 batang tanaman salak ini, Kamis (11/2/2016).
Kata Ramli, serangan ini susah sekali diprediksi waktu terjadinya. Bisa malam atau pun siang. Sedangkan untuk mengawasi, para petani tak mungkin berada di kebun seharian.
"Tak hanya salak yang siap untuk dipanen, putiknya juga tak lepas dari incaran satwa tersebut," lanjutnya.
Awalnya, saat mulai berbuah, para petani terpaksa melingkari batang salak itu dengan pagar dari seng. Sesudahnya, salak tersebut diberi penutup dari karung goni. Kendati terlihat aman, tapi hewan tersebut masih saja datang mengganggu.
"Terkadang kami jengkel juga, terpaksa kami tembak hewan itu. Tapi, masih saja ada salak yang dimakan jika kami lengah," cetusnya.
Lokasi kebun salak yang berada persis di tepi Ngarai Sianok, disinyalir rawan serangan dari hama karena hewan-hewan liar seperti kera, amat mudah ditemui di sana.
"Tak peduli musim hujan atau panas, ada saja salak yang digerogoti hama," kata Ramli yang berkebun salak di atas Ngarai Lumpuah Panorama Baru ini
Saat ini, di kawasan Panorama Baru, ada sekitar 5 petani Salak Pondoh yang masih intens mengembangkan salak yang ditanami sejak 2006 silam dan dijual dengan harga Rp17 ribu perkilogram itu. (cr6)
Editor :