PDRB Sumbar Triwulan IV 2024 Tumbuh 4,04 Persen secara Tahunan, Ini Penjelasan OJK Sumbar

×

PDRB Sumbar Triwulan IV 2024 Tumbuh 4,04 Persen secara Tahunan, Ini Penjelasan OJK Sumbar

Bagikan berita
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat, Roni Nazra.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat, Roni Nazra.

PADANG (30/3/2025) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat, Roni Nazra mengungkapkan, total aset perbankan pada posisi Januari 2025 di Sumbar sebesar Rp84,44 triliun.

“Angka ini tumbuh sebesar 5,49 persen dari posisi yang sama pada tahun sebelumnya (yoy), dengan total penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp73,24 triliun atau tumbuh 5,14 persen (yoy),” ungkap Roni dalam siaran pers yang diterima, 26 Maret 2025.

Sementara itu, total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah sebesar Rp56,37 triliun atau tumbuh sebesar 3,77 persen (yoy).

Sedangkan risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,37 persen, meskipun sedikit naik dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,25 persen.

Penyaluran kredit untuk pelaku UMKM, ungkap dia, mencapai Rp31,42 triliun, tumbuh sebesar 1,11 persen (yoy) atau 42,91 persen dari total kredit.

Syariah Bertumbuh

Untuk perbankan syariah pada posisi Januari 2025, total aset adalah sebesar Rp12,72 triliun atau tumbuh sebesar 22,17 persen (yoy) dengan total penghimpunan DPK sebesar Rp10,74 triliun atau tumbuh sebesar 10,31 persen (yoy).

Sementara, total penyaluran pembiayaan sebesar Rp10,59 triliun atau tumbuh 20,14 persen (yoy).

“Risiko pembiayaan juga masih terjaga dengan rasio NPF 1,44 persen, atau turun dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 1,63 persen,” ungkap Roni.

Untuk Bank Perekonomian Rakyat (BPR) pada posisi Januari 2025 juga tumbuh dengan baik. Total aset adalah sebesar Rp2,79 triliun atau tumbuh 7,71 persen (yoy).

Sementara, total penghimpunan DPK adalah sebesar Rp2,04 triliun atau tumbuh 4,71 persen (yoy), dan total penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp2,15 triliun atau tumbuh 10,03 persen (yoy), dengan 71,83 persen merupakan kredit/pembiayaan bagi UMKM.

Namun demikian, rasio kredit/pembiayaan bermasalah terhadap total kredit meningkat, yang tercermin dari peningkatan rasio NPL/NPF yaitu dari 8,01 persen pada posisi Januari 2024 menjadi 10,03 persen pada posisi Januari 2025.

“Kenaikan rasio NPL/NPF ini disebabkan telah berakhirnya stimulus restrukturisasi kredit perbankan untuk dampak Covid-19 pada 31 Maret 2024, sementara kemampuan membayar debitur masih relatif rendah,” tegasnya.

Dari gambaran data ini, terang Roni, sektor jasa keuangan di Sumatera Barat pada posisi Januari 2025 tercatat tumbuh positif dengan tingkat risiko yang masih terjaga.

“Sektor jasa keuangan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan IV-2024 (yoy) sebesar 4,04 persen,” ungkapnya. (*)

Editor : Mangindo Kayo