JAKARTA (22/4/2025) - Pemprov Sumbar jalin kerjasama dengan Universitas Kuala Lumpur (UniKL) dan Education Malaysia Global Services (EMGS), dalam mengembangkan pendidikan vokasi berbasis nilai-nilai Islam dengan standar internasional.
Menurut Gubernur Sumbar, Mahyeldi, kerja sama ini tidak sekadar seremonial. Ini adalah bagian dari visi besar menjadikan Sumatera Barat sebagai pusat pendidikan vokasi Islami bertaraf dunia.
“Melalui program Huffaz Profesional TVET Minangkabau, kami menggabungkan pelatihan vokasi berbasis industri dengan pendidikan al Quran dan pembentukan karakter Islami,” ujar Mahyeldi.
Hal itu dikatakannya, usai penandatanganan Letter of Intent (LoI) bersama UniKL dan EMGS di Grand Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin.
Penandatanganan LoI yang difasilitasi Badan Penghubung Setdaprov Sumbar ini, juga dihadiri Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi yang sengaja datang untuk bertemu Gubernur Sumbar Mahyeldi.
Juga hadir, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno. Ahamad Zahid Hamidi dan Rano Karno merupakan putra Ranah Minang,
Hadir juga Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Republik Indonesia, Yandri Susanto, Presiden UniKL Prof. Ir. Dr. Azman Senin, CEO EMGS Novie bin Tajuddin serta delegasi dari kedua negara.
Dalam sambutannya, Mahyeldi menyampaikan, kerjasama ini merupakan wujud nyata dari komitmen Sumatera Barat dalam membangun sistem pendidikan yang holistik, yang tidak hanya unggul dalam aspek keterampilan teknis tetapi juga kuat dalam pembentukan karakter dan nilai keislaman.
Mahyeldi juga menjelaskan, LoI ini akan membuka jalan bagi berbagai bentuk kerja sama konkret, antara lain pengembangan kurikulum, pelatihan tenaga pengajar, pertukaran pelajar serta program inkubasi kewirausahaan Islami.
UniKL sebagai institusi pendidikan tinggi terkemuka di Malaysia dalam bidang Technical and Vocational Education and Training (TVET), telah menyatakan kesiapannya menjadi mitra strategis Pemprov Sumbar.
Di sisi lain, EMGS akan memberikan dukungan penuh untuk memfasilitasi mahasiswa asal Sumatera Barat yang akan melanjutkan pendidikan ke Malaysia.
Dukungan tersebut mencakup proses pengurusan visa, program orientasi, dan layanan mahasiswa internasional di Malaysia.
“Kami melihat peluang besar untuk membuka akses pendidikan tinggi internasional yang lebih luas bagi putra-putri terbaik Sumatera Barat, khususnya dari daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau oleh program global,” tambah Mahyeldi.
Mahyeldi juga menegaskan, kerjasama ini akan diimplementasikan secara merata, tidak hanya di sekolah-sekolah unggulan di kota besar, tetapi juga menyasar SMK dan lembaga pendidikan di wilayah terpencil.
Langkah ini diharapkan mampu mewujudkan pemerataan akses terhadap pendidikan vokasi yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Untuk mendukung kelancaran implementasi program, Pemprov Sumbar akan membentuk tim kerja lintas perangkat daerah, yang melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi dan UMKM, Biro Pemerintahan, serta kalangan industri. Sinergi antar sektor ini akan memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Pendidikan merupakan alat paling kuat dalam memberdayakan masyarakat dan memutus mata rantai kemiskinan.”
“Kami ingin memastikan bahwa program ini mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperkuat nilai-nilai keislaman, serta mendorong daya saing global generasi muda Minangkabau,” kata Mahyeldi.
Ia menekankan pentingnya membangun sistem pemantauan dan evaluasi yang ketat serta transparan, dalam pelaksanaan kerja sama ini. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas dari waktu ke waktu.
Mahyeldi jug menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terwujudnya kolaborasi strategis ini.
“Kami berterima kasih pada UniKL dan EMGS atas komitmennya dalam mendukung pengembangan pendidikan vokasi Islami di Sumatera Barat. Semoga, kerjasama ini jadi titik tolak lahirnya generasi emas yang madani, unggul, dan berkelanjutan,” tutup Mahyeldi.
Kerja sama internasional ini, diharapkan tidak hanya membawa manfaat akademik, tetapi juga memperkuat hubungan persaudaraan antara Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam konteks budaya dan nilai-nilai keislaman yang serumpun. (*)
Editor : Mangindo Kayo