Sumbar Darurat Narkoba, 1,1% Penduduk Telah Terpapar, Tingkat Peredaran Peringkat 6 di Indonesia

×

Sumbar Darurat Narkoba, 1,1% Penduduk Telah Terpapar, Tingkat Peredaran Peringkat 6 di Indonesia

Bagikan berita
Kepala BNNP Sumatera Barat, Brigjen Pol Ricky Yanuarfi menjelaskan bahaya narkoba pada sosialisasi bahaya narkoba di hadapan generasi muda Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB) di Bukittinggi, Kamis. (hamriadi)
Kepala BNNP Sumatera Barat, Brigjen Pol Ricky Yanuarfi menjelaskan bahaya narkoba pada sosialisasi bahaya narkoba di hadapan generasi muda Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB) di Bukittinggi, Kamis. (hamriadi)

BUKITTINGGI (7/7/2025) - Kepala BNNP Sumatera Barat, ‎Brigjen Pol Ricky Yanuarfi mengatakan, Narkotika, Psikotropika & Zat Aditif Lainnya (Narkoba), adalah sumber segala macam kejahatan. Karenanya, bersatu padu memeranginya adalah sebuah keharusan.

“Keterlibatan atau terpapar dalam pengaruh narkotika, akan membuat siapapun menjadi seorang raja tega. Kenapa bisa menjadikan mereka raja tega, karena mereka yang terpapar narkoba akan melakukan tindakan apapun untuk mendapatkannya, meskipun harus mengorbankan orang lain,” tegas Brigjen Ricky Yanuarfi.

‎Hal itu disampaikan dalam kegiatan sosialisasi bahaya narkoba di hadapan generasi muda Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB) di sebuah hotel di Kota Bukittinggi, Kamis.

Brigjen Ricky Yanuarfi yang merupakan Rang Kurai ini berharap, Bukittinggi bisa steril dari penyalahgunaan narkoba tersebut.

‎Perwira tinggi bintang satu ini juga menjelaskan, faktor ekonomi menjadi faktor utama seseorang terlibat dalam kejahatan narkoba.

‎”Selama 24 tahun masa dinas saya di satuan Narkoba, dari hasil evaluasi dan interogasi yang dilakukan, diketahui bahwa faktor utama mereka terjerumus narkotika karena ekonomi,” urai dia.

‎Narkotika, kata mantan kepala BNNP Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, di Sumbar peredarannya cukup masif dan tak mengenal status, strata sosial ataupun profesi.

“Dari data BNNP Sumatera Barat, 1,1 % dari jumlah penduduk Sumbar telah terpapar oleh Narkoba. Artinya, narkotika telah beredar luas di Ranah Minang,” ungkapnya.

Satu hal yang ditegaskan Brigjen Ricky Yanuarfi adalah, Narkotika adalah one way ticket artinya tak pernah ada yang bisa lepas dari jerat narkotika setelah masuk ke dalam lingkarannya.

Di hadapan para peserta sosialisasi yang terdiri dari generasi muda, ninik mamak, Bundo Kanduang dan unsur pemerintah daerah, Brigjen Ricky mengatakan, pengguna narkoba akan senantiasa disorientasi sehingga dia tidak sadar apa yang akan dilakukannya.

‎”Begitu berbahaya menggunakan narkoba, maka saya pastikan hal itu akan mengubur separuh dari hidup dan jadi sumber dari berbagai tindak kejahatan,” imbuhnya.

‎Dari penjelasan itu, dalam sebulan, jumlah narkoba yang masuk ke Sumatera Barat cukup besar bahkan jumlahnya tak main-main hingga menempatkan Sumatera Barat di peringkat keenam terbesar di Indonesia.

‎Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Kota Bukittinggi, Syaiful Effendi menambahkan, dilihat dari perspektif syariat, penggunaan Narkoba terlarang dalam Islam.

‎”Karenanya jangan pernah mencoba untuk ikut-ikutan dalam penyalahgunaan narkoba,” ucapnya.

‎Selaku itu, Syaiful mengharapkan adanya kolaborasi antara pemerintah, legislatif, ninik mamak, masyarakat dan media.

“Dengan kolaborasi ini, tentunya peredaran narkoba di Bukittinggi bisa dieliminir,” harap dia.

‎Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias yang diwakili oleh Johni mengatakan, Pemko Bukittinggi mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam memerangi narkoba.

‎”Pemko Bukittinggi pastinya mendukung penuh kebijakan tersebut, salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan peran masyarakat adat untuk senantiasa menyosialisasikan perang terhadap narkoba,” katanya. (*)

Editor : Mangindo Kayo