Tragedi Maut di Glamping Danau Diateh: Dugaan Bangunan Tak Berizin dan Pengawasan Longgar

×

Tragedi Maut di Glamping Danau Diateh: Dugaan Bangunan Tak Berizin dan Pengawasan Longgar

Bagikan berita
Dok. Polsek Lembah Gumanti
Dok. Polsek Lembah Gumanti

Solok (12/10/2025) – Tragedi bulan madu berujung maut di kawasan wisata glamping Danau Diateh, Nagari Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), mengungkap sisi lain dari maraknya pembangunan tak berizin di kawasan wisata alam.

Sepasang pengantin baru, G (28) dan CDN (28), ditemukan tak sadarkan diri di dalam kamar mandi glamping.

CDN dinyatakan meninggal dunia, sedangkan Gilang dalam kondisi kritis.

Mereka diduga keracunan karbon monoksida yang berasal dari tabung gas elpiji berukuran 12 kilogram yang dipasang di dalam kamar mandi tanpa ventilasi.

Peristiwa ini memicu perhatian publik karena lokasi glamping tersebut ternyata berada di sempadan Danau Diateh dan tidak memiliki izin resmi pembangunan.

Hal itu diungkapkan langsung oleh anggota DPRD Solok dari Fraksi Gerindra, Hafni Hafiz, yang menyebut tempat tersebut masuk dalam kategori reklamasi kawasan danau.

“Bangunan penginapan itu tidak punya izin dan berdiri di atas danau. Ini sudah masuk kategori reklamasi,” tegas Hafni.

Ia menyebut, Panitia Khusus (Pansus) reklamasi Danau Diateh sudah merekomendasikan penertiban bangunan sejak sebulan lalu.

Namun, hingga kini belum ada tindakan tegas.

“Kami sudah minta penertiban. Kawasan ini kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS), tapi sikap tegas belum ada,” ujarnya.

Tragedi ini juga menyoroti minimnya standar keamanan di lokasi wisata.

Penempatan tabung gas dan water heater di dalam kamar mandi tertutup tanpa ventilasi dinilai sebagai bentuk kelalaian serius.

“Kami minta aparat kepolisian mengusut tuntas dan transparan. Ini menyangkut nyawa orang. Masak tabung gas diletakkan dalam kamar mandi,” tegas Hafni.

Sementara itu, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kematian korban serta menelusuri legalitas pengelola glamping.

Petugas juga memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan barang bukti dari lokasi kejadian.

Danau Diateh selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Solok dengan pemandangan alam yang memukau.

Namun, kasus ini memunculkan pertanyaan besar mengenai pengawasan izin dan standar keamanan penginapan wisata di kawasan tersebut.

Sebelumnya suasana bulan madu pasangan pengantin baru asal Kota Padang berubah menjadi duka mendalam.

CDN, perempuan muda yang baru menikah, ditemukan meninggal dunia di kamar mandi sebuah penginapan glamping di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Kamis (9/10/2025) pagi.

Hasil pemeriksaan medis awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Informasi ini disampaikan Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata, setelah visum luar dilakukan oleh tim medis Puskesmas Alahan Panjang.

“Korban tiba di puskesmas sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dari hasil visum luar, tidak ada tanda kekerasan,” ujar AKP Barata, Sabtu.

Sementara itu, sang suami, Gilang Kurniawan, ditemukan dalam kondisi kritis di lokasi yang sama.

Ia sempat mendapat perawatan di RSUD Solok, lalu dirujuk ke Padang untuk perawatan intensif.

Pasangan ini diketahui datang ke Alahan Panjang untuk berlibur sejak Rabu (8/10/2025).

Rencana otopsi sempat muncul untuk memastikan penyebab kematian korban, namun dibatalkan oleh pihak keluarga.

“Awalnya keluarga setuju, tapi kemudian menolak. Itu hak mereka,” kata Barata.

Meski sejumlah dugaan sempat beredar, termasuk kemungkinan keracunan gas, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian CDN.

“Tanpa otopsi, akan sulit memastikan penyebabnya,” tegas Barata.

Pihak kepolisian kini masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi dan mengumpulkan barang bukti di lokasi kejadian.

Hingga saat ini, keluarga korban juga belum membuat laporan resmi ke kepolisian.

Kasus ini menyisakan tanda tanya besar.

Di tengah keindahan panorama Alahan Panjang yang biasanya jadi destinasi wisata romantis, kini tersisa misteri kematian seorang pengantin baru yang tak terjawab.

Sebelumnya rencana bulan madu pasangan muda asal Padang berubah menjadi tragedi memilukan.

GK (28) dan istrinya, CDN (28), ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi sebuah penginapan glamping di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).

CDN dinyatakan meninggal dunia, sementara G masih berjuang di ruang perawatan.

Pihak keluarga mengungkapkan bahwa G didiagnosa mengalami keracunan karbon monoksida, berdasarkan pemeriksaan medis di RSUD Arosuka dan Semen Padang Hospital (SPH).

“Diagnosanya keracunan karbon monoksida. Ini hasil tim medis dari RSUD Arosoka, dan hasil di SPH juga sama,” ujar kakak Gilang yang enggan disebut namanya, Jumat malam.

Dugaan kuat, racun itu berasal dari penggunaan water heater berbahan gas elpiji di dalam kamar mandi.

Keluarga mengaku menerima foto kondisi kamar mandi tempat pasangan itu ditemukan.

Dalam foto, tabung gas 12 kilogram tampak berada di bawah dekat kloset, sementara ventilasi hampir tidak ada.

“Water heater dan tabung gas ada di dalam kamar mandi, tidak ada ventilasi. Kondisinya memang seperti itu,” ungkapnya.

Sementara itu, hasil visum luar terhadap jenazah CDM menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Keluarga memutuskan tidak melanjutkan ke proses autopsi.

Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata Rahmat Sukarsih, menyatakan pihaknya masih berhati-hati dalam menarik kesimpulan.

“Kami tidak bisa menduga atau menyimpulkan penyebab kematian. Itu hanya bisa dipastikan lewat autopsi. Saat ini kami masih mengumpulkan data dan menunggu laporan resmi,” katanya.

Sebelumnya, sebuah penginapan di kawasan Alahan Panjang, Kabupaten Solok, mendadak menjadi pusat perhatian warga pada Rabu (8/10/2025) lalu.

Sepasang tamu ditemukan tak sadarkan diri di kamar nomor 02. Seorang perempuan dinyatakan meninggal dunia, sementara seorang pria masih berjuang dalam kondisi kritis.

Dari data yang didapat, pasangan tamu tersebut, berinisial GK dan CDN, tercatat datang ke penginapan sekitar pukul 13.25 WIB dan langsung masuk ke kamar usai memesan.

Aktivitas keduanya malam itu masih terpantau normal.

Sekitar pukul 19.00 WIB, seorang karyawan penginapan sempat mengantarkan pesanan makanan dan air mineral ke kamar tersebut.

Keesokan paginya, pukul 07.15 WIB, karyawan kembali mengantarkan sarapan dan mendengar suara pria dari dalam kamar.

Namun, setelah ditunggu sekitar 20 menit, tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka.

Kondisi ini membuat karyawan curiga.

Tak lama kemudian, pukul 07.30 WIB, upaya pengantaran ulang juga tak membuahkan hasil.

Setelah berkoordinasi dengan pengelola, karyawan akhirnya membuka pintu kamar dengan izin staf.

Ketika diperiksa, pasangan tersebut ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di dalam kamar mandi.

Pihak penginapan segera memberikan pertolongan pertama menggunakan oksigen (OXYCAN) sebelum membawa keduanya ke Puskesmas Alahan Panjang.

Namun, nyawa CDN tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 08.35 WIB.

Sementara GK dirujuk ke RSUD Arosuka dalam kondisi tidak sadar.

“Kasus ini masih kami selidiki. Pihak keluarga korban perempuan menolak dilakukan autopsi dan telah mengikhlaskan kepergian anaknya,” kata Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih, Jumat.

Pihak kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti dari kamar dan melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab pasti peristiwa tragis tersebut.

(*)

Editor : Pariyadi Saputra