PADANG (18/10/2025) – Aktivitas gempa bumi di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan signifikan dalam sepekan terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang mencatat sebanyak 57 kali gempa terjadi sepanjang 10–16 Oktober 2025.
Dengan sebagian besar berkedalaman dangkal dan bersumber dari Sesar Sumatera serta zona subduksi.
“Selama periode ini, terdapat lima kali gempa yang dirasakan masyarakat dengan intensitas antara I hingga III MMI,” tulis BMKG Padang Panjang dalam laporan resminya.
BMKG mengungkapkan, 54 dari 57 gempa tercatat pada kedalaman kurang dari 60 kilometer.
Jenis gempa seperti ini biasanya berpotensi menimbulkan guncangan kuat di permukaan meskipun magnitudonya kecil.
Sementara tiga gempa lainnya terjadi di kedalaman antara 60–300 kilometer.
Dari sisi kekuatan, mayoritas aktivitas seismik tersebut berada pada magnitudo rendah.
Sebanyak 43 gempa tercatat di bawah M3, dan 14 gempa berada di kisaran M3–M5.
Magnitudo maksimum mencapai M4,0 dan minimum M1,5, dengan kedalaman bervariasi antara 1 hingga 162 kilometer.
Peta sebaran pusat gempa menunjukkan aktivitas tertinggi terjadi di sepanjang pantai barat Sumatera, terutama di Kota Padang, Pesisir Selatan, serta sebagian daratan tengah seperti Tanah Datar dan Solok.
Jalur ini diketahui berada tepat di atas Sesar Sumatera, salah satu jalur sesar aktif paling panjang di Indonesia.
Peningkatan aktivitas seismik ini menjadi pengingat bahwa wilayah Sumbar masih berada di zona rawan gempa bumi.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada namun tidak panik, serta memastikan bangunan tempat tinggal memenuhi standar tahan gempa.
BMKG Padang Panjang menegaskan pemantauan aktivitas seismik di Sumbar terus dilakukan secara real-time melalui sistem monitoring modern yang terhubung ke pusat data nasional.
“BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah Sumbar secara real-time. Informasi terbaru mengenai gempa akan selalu disampaikan melalui kanal resmi BMKG,” tulis BMKG.
Peningkatan aktivitas gempa ini menjadi sinyal penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang.(*)
Editor : Pariyadi Saputra