BUKITTINGGI (26/10/2025) – Misteri penemuan jasad bayi yang terpotong di kawasan Ngarai Sianok, Bukittinggi, akhirnya terungkap.
Pelakunya bukan orang lain, melainkan ibu kandung bayi itu sendiri, seorang perempuan muda berusia 21 tahun berinisial IC.
Kasus ini mengguncang warga setempat bukan hanya karena sadisnya peristiwa, tetapi juga karena kisah getir di balik tindakan sang ibu muda yang terjerat panik dan rasa malu.
Jasad bayi perempuan itu ditemukan warga dalam kondisi terpisah menjadi beberapa bagian di tepi ngarai pada Sabtu.
Potongan tubuh yang ditemukan terdiri atas bagian pinggang hingga kaki, serta tangan kiri dan kepala.
Penemuan itu langsung memicu kepanikan warga dan penyelidikan besar-besaran oleh kepolisian.
“Sudah kami amankan satu orang perempuan. Dari hasil penyelidikan, kuat dugaan pelaku adalah ibu kandung bayi tersebut,” ujar Kapolresta Bukittinggi Kombes Pol Rully Indra Wijayanto.
Awal mula terbukanya kasus ini terbilang tak biasa.
Sebuah daster yang ditemukan di lokasi pembuangan jasad bayi menjadi kunci utama bagi penyidik.
Plt Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, Kompol Anidar, menjelaskan bahwa warga mengenali daster tersebut sebagai milik salah satu perempuan di lingkungan itu.
“Awalnya kami mencurigai tiga orang. Setelah dilakukan pemeriksaan dan visum, diketahui salah satunya baru saja melahirkan,” kata Anidar.
Penyelidikan kemudian mengarah pada IC.
Ia akhirnya mengakui bahwa dirinya melahirkan bayi tersebut di kamar mandi rumahnya pada Kamis.
Saat proses persalinan berlangsung, bayi itu sempat menangis keras.
Tangisan itulah yang membuat sang ibu panik luar biasa.
Takut ketahuan oleh keluarga dan tetangga, Ica kemudian menyiram tubuh bayi yang baru lahir dengan air berkali-kali hingga tangisannya berhenti.
“Pelaku menyiram bayi sampai tangisnya tak terdengar lagi. Setelah itu jasadnya dibungkus dengan daster dan dibuang ke tepi ngarai,” jelas Anidar.
Polisi masih menunggu hasil visum untuk memastikan apakah bayi meninggal karena disiram atau sebab lain.
Dari pemeriksaan, terungkap bahwa Ica hamil akibat hubungan di luar nikah dengan kekasihnya.
Selama mengandung, ia tak pernah berani memberi tahu orang tuanya.
Sebelumnya, ia juga diketahui pernah menikah dan memiliki seorang anak, namun rumah tangganya kandas.
Sejak itu, ia menjalin hubungan baru hingga akhirnya hamil lagi.
“Motif utama pelaku diduga karena takut dan malu,” kata Anidar.
Hingga kini, polisi bersama tim SAR masih melakukan penyisiran di sekitar tepi Ngarai Sianok untuk mencari potongan tubuh bayi yang belum ditemukan, terutama bagian tangan kanan dan badan.
Sementara itu, penyidik masih menunggu hasil visum lengkap untuk memastikan apakah bayi tersebut sengaja dimutilasi atau terpotong karena faktor lain seperti hewan liar.
Tragedi ini menjadi potret kelam dari tekanan sosial terhadap perempuan muda yang menghadapi kehamilan di luar nikah.
Di balik tindakan kejam itu, tersimpan kisah ketakutan dan putus asa yang berujung pada kehilangan nyawa tak berdosa.
Kasus IC menjadi alarm keras bagi masyarakat dan pemerintah untuk lebih memperhatikan edukasi seks, dukungan psikologis, dan ruang aman bagi perempuan menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan agar tragedi serupa tak lagi terulang.
Sebelumnya warga di kawasan Ngarai Sianok, Bukittinggi, digemparkan oleh penemuan jasad bayi perempuan dalam kondisi mengenaskan pada Sabtu.
Bayi yang diduga baru lahir itu ditemukan dalam tiga bagian tubuh terpisah di pinggir jurang kawasan Bukit Cangang, Kecamatan Guguk Panjang.
Kapolsek Kota Bukittinggi, AKP Mazwanda, membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyebut pihaknya kini tengah memburu orang tua bayi dan menelusuri penyebab terpotongnya tubuh korban.
“Penyelidikan terus kami lakukan. Dugaan sementara, potongan tubuh bayi bisa jadi akibat hewan liar di sekitar lokasi, atau justru karena ulah manusia. Semua kemungkinan masih kami dalami,” ujar Mazwanda.
Peristiwa memilukan itu pertama kali diketahui oleh seorang warga yang mencurigai adanya benda aneh di belakang rumahnya.
Setelah diperiksa, warga tersebut kaget melihat potongan tubuh bayi dari pinggang ke bawah.
Temuan itu segera dilaporkan ke pihak kepolisian.
Tak lama setelah laporan diterima, petugas tiba di lokasi dan melakukan penyisiran.
Dua potongan tubuh lainnya ditemukan berjarak beberapa meter dari lokasi awal yakni bagian perut dan kepala bayi.
“Total ada tiga potongan tubuh yang ditemukan. Semuanya tidak berada di satu titik,” ungkap Mazwanda.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bayi tersebut bukan janin, melainkan bayi yang sudah lahir beberapa hari sebelumnya.
Jasadnya kini telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
“Saat ini jasad sudah kami bawa ke rumah sakit. Berdasarkan kondisi tubuhnya, bayi ini sudah hidup beberapa hari setelah dilahirkan,” tambah Mazwanda.
Polisi masih mengumpulkan keterangan dari warga sekitar dan menelusuri kemungkinan lokasi pembuangan awal sebelum tubuh bayi terbawa ke area tebing Ngarai Sianok.
Sayangnya, tidak ada kamera CCTV di sekitar lokasi yang bisa membantu identifikasi pelaku.
Polisi mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kasus tersebut untuk segera melapor.
Penyelidikan masih terus berlangsung demi mengungkap siapa yang tega membuang bayi tak berdosa itu di kawasan yang terkenal indah namun kini berubah jadi lokasi tragedi. (*)
Editor : Pariyadi Saputra