Sehari, Empat Kali Bumi Sumbar Bergetar: BMKG Catat Aktivitas Gempa di Pariaman dan Bonjol

×

Sehari, Empat Kali Bumi Sumbar Bergetar: BMKG Catat Aktivitas Gempa di Pariaman dan Bonjol

Bagikan berita
Titik gempa yang berpusat di Pariaman. (Dok. BMKG Padang Panjang)
Titik gempa yang berpusat di Pariaman. (Dok. BMKG Padang Panjang)

PADANG (1/11/2025) — Wilayah Sumatera Barat kembali diguncang serangkaian gempa bumi pada Sabtu pagi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat empat kejadian gempa yang berpusat di sekitar Pariaman dan Bonjol, Kabupaten Pasaman, dengan waktu berbeda sejak tengah malam hingga pagi hari.

Getaran pertama terjadi pukul 00.38 WIB dengan magnitudo 2,0.

Episenter gempa berada di 2 kilometer Timur Laut Bonjol, pada kedalaman dangkal 2 kilometer.

“Gempa pertama terdeteksi di wilayah Bonjol, Pasaman, dengan kekuatan M2,0 dan kedalaman 2 kilometer,” ujar Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi.

Tak lama berselang, gempa kedua mengguncang wilayah Barat Daya Pariaman pada pukul 01.17 WIB dengan kekuatan M3,5 dan kedalaman 37 kilometer.

“Episenter gempa berada di darat, sekitar 34 kilometer Barat Daya Pariaman,” jelas Suaidi.

Aktivitas tektonik belum berhenti. Pukul 08.57 WIB, gempa ketiga kembali terjadi di Barat Daya Bonjol, berkekuatan M2,3 pada kedalaman 5 kilometer.

Meski cukup sering terjadi, BMKG memastikan seluruh gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan maupun getaran yang dirasakan masyarakat.

Suaidi menjelaskan, aktivitas gempa di wilayah Sumatera Barat pada umumnya dipicu oleh pergerakan sesar aktif dan zona subduksi Mentawai-Sumatra, yang memang menjadi jalur seismik aktif.

“Masyarakat tidak perlu panik, namun tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Aktivitas tektonik seperti ini merupakan hal yang wajar di wilayah Sumatera Barat,” ujarnya.

Serangkaian gempa dalam satu hari ini menjadi pengingat bahwa Sumbar berada di kawasan rawan gempa, sehingga kesiapsiagaan masyarakat tetap perlu dijaga.

BMKG mengimbau agar warga selalu memperhatikan informasi resmi dan tidak mudah percaya pada kabar yang belum terverifikasi. (*)

Editor : Pariyadi Saputra