VALORAnews - Ratusan pedagang di pusat grosir Aur Kuning, tepatnya di Auri, yang sedianya besok diwajibkan oleh Pemko Bukittinggi untuk meninggalkan area tersebut, masih berharap kemurahan hati Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias.
Umumnya mereka berharap, agar Ramlan menunda rencana pengembalian fungsi areal yang dihuni sekitar 400 pedagang itu menjadi jalan raya.
Salah satunya Adek (49), pria paruh baya yang berdagang mukena itu, amat berharap tenggat waktu yang diberikan hingga besok 15 Mei bisa diundur lagi. "Paling tidak undurlah hingga habis lebaran nanti," keluhnya, Sabtu (14/5/2016).
Hingga kini, Adek masih bingung untuk melanjutkan usahanya karena tempat yang disediakan oleh Pemko di Lantai III Pasar Aur Kuning, sama sekali tak dilengkapi fasilitasnya sehingga ia yakin pembeli pasti sungkan untuk datang.
"Di sana, lapak yang disediakan lantainya banyak yang hancur. Belum lagi,lantainya sudah bocor-bocor. Susah untuk berdagang di sana," lanjutnya.
Adek merasa amat risau atas rencana pengembalian fungsi pasar Auri ini, sebab ia tak tahu lagi cara menjual barang dagangannya karena tak ada tempat representatif.
"Susah seperti ini. Barang-barang untuk bulan puasa sudah saya stok. Jadi, bagaimana cara menjualnya," katanya balik bertanya.
Pedagang lainnya, Mis (43) juga mengeluhkan hal senada. Ia mengungkapkan, entah bagaimana caranya ia bisa menjajakan dagangannya, karena lokasi di lantai III itu amat jauh dari kata ideal.
"Bagaimana kita bisa berjualan di sana, jika jalan ke lantai III itu saja amat susah," tandasnya.
Rencananya, pada Minggu (15/5/2016) ini, Pemko Bukittinggi akan mengerahkan sebanyak 500 personil untuk menertibkan kawasan tersebut. Dari pantauan di lapangan, rata-rata para pedagang sudah mengetahui rencana penggusuran, karena Pemko sudah mengedarkan surat pemberitahuan ke para pedagang di komplek PKL Auri tersebut. (cr6)
Editor :