Gaya Komunikasi agar Berhasil dalam Mengajar

*Rizki Ikhwan

Jumat, 16 Oktober 2015 | Opini
Gaya Komunikasi agar Berhasil dalam Mengajar
Rizki Ikhwan - Koordinator School of Master Teacher Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa

Salah satu poin penunjang keberhasilan mengajar seorang guru adalah efektifitas dalam komunikasi. Berupa penyampaikan pesan yang ditransfer guru, sama dengan apa yang diterima oleh muridnya.

Korelasi yang tepat dalam penyampaian pesan tersebut menurut Rizki, dapat menghindari yang namanya misscommunication, missunderstand, dan missinterpretation. Ketika komunikasi terbangun baik, maka keselarasan ide dan tujuan bersama tentu bisa dapat tercapai sehingga mampu mewujudkan proses belajar yang efektif dan sinergis.

Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru di kelas, seperti kecakapan dalam pemahaman materi ajar yang mau disampaikan, penguasaan kelas, kondisi fisik ruangan, ketersediaan media serta alat bantu mengajar, kesiapan siswa, dan berbagai faktor pendukung lainnya.

Di antara berbagai faktor tersebut, penguasaan komunikasi yang efektif juga tentunya sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar. Bahkan dalam beberapa riset yang dilakukan oleh para ahli, gaya komunikasi yang efektif ini memiliki tempat teratas dari sekian faktor yang mendukung lainnya.

Kenapa demikian? Poin "komunikasi" ini bersifat langsung antara seorang guru dan siswanya serta nantinya punya kaitan erat dengan pengkondisian kelas, baik tertuju secara pribadi ke siswanya, maupun kepada semua siswa secara menyeluruh yang terlibat di dalam kelas tersebut. Bahkan dalam aspek pemahaman psikologipun, komunikasi tentunya menjadi tolak ukur dalam mengaplikasikan pendekatan psikologi yang sahih nantinya.

Dari beberapa temuan dilapangan, ada beberapa kasus dimana guru yang cakap dalam penguasaan materi ajar, lengkap dengan media pembelajaran, siap dengan semua administrasi pembelajaran, namun dalam berkomunikasi atau mentransfer pesan belum mampu menampilkan gaya komunikasi yang baik.

Entah terbentur dari bahasa verbal yang digunakan, ataupun dari bahasa non-verbal. Kesalahan yang kerap terjadi dalam penggunaan bahasa verbal di antaranya yaitu dalam pemilihan diksi, sapaan, keakuratan kalimat serta tekanan suara dan intonasi yang dipakai.

Bahasa verbal terhadap siswa yang masih disekolah rendah (Sekolah Dasar) , tentunya berbeda dengan siswa ditingkat sekolah yang lebih tinggi diatasnya (SMP dan SMA). Pemahaman psikologi perkembangan terhadap siswa disekolah dasar dengan tingkatan sekolah diatasnya pun tentu berbeda.

Selain bahasa verbal, beberapa guru juga kadang masih terkendala dan belum paham akan pentingnya bahasa non-verbal, seperti bahasa tubuh yang dipakai. Gerak-gerik anggota tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, fikiran, kehendak dan sikap.

Aspek non-verbal tersebut dalam beberapa kondisi sangat dibutuhkan dan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan mengajar. Tertuju kepada siswa yang masih disekolah dasar, dimana mereka masih usia anak-anak, masih butuh arahan dan perhatian lebih, maka pemakaian bahasa non-verbal memiliki andil yang signifikan dalam mengajar.

Guru diharapkan mampu berekspresi, memainkan peran dan memposisikan diri bahwa guru tersebut seakan-akan teman bermain bagi ana-anak yang enak diajak belajar dan bercerita. Dalam hal ini, secara psikologi guru diharapkan menurunkan ego dan memposisikan dirinya sejajar dengan siswa.

Halaman:

*Koordinator School of Master Teacher Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa

Bagikan:
Ketua Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Opini - 08 Maret 2024

Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar

Dr. Hary Efendi Iskandar

Benarkah Gerakan Kampus Partisan

Opini - 27 Februari 2024

Oleh: Dr. Hary Efendi Iskandar

Nadia Maharani.

Kejahatan Berbahasa di Dirty Vote

Opini - 13 Februari 2024

Oleh: Nadia Maharani

Zulfadhli Muchtar

Adaptasi Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Bagi UMKM

Opini - 31 Januari 2024

Oleh: Zulfadhli Muchtar

Dr Emeraldy Chatra.

Mental Miskin dan Demokrasi

Opini - 29 Januari 2024

Oleh: Dr Emeraldy Chatra