Ingin Kuliah di Luar Negeri, Dua Alumni KCI Unand Berbagi Kisah dan Trik

×

Ingin Kuliah di Luar Negeri, Dua Alumni KCI Unand Berbagi Kisah dan Trik

Bagikan berita
Dua pembicara webinar yang digelar KCI FMIPA Unand, Sabrina Hayati dan Romy Dwipa Yamesa A beserta moderator webinar nasional dengan topik 'Study Abroad: Why and How to?' Ahad (5/9/2021). (istimewa)
Dua pembicara webinar yang digelar KCI FMIPA Unand, Sabrina Hayati dan Romy Dwipa Yamesa A beserta moderator webinar nasional dengan topik 'Study Abroad: Why and How to?' Ahad (5/9/2021). (istimewa)

PADANG (7/9/2021) - Kemampuan berbahasa asing minimal Bahasa Inggris dan tekad yang kuat, jadi bekal yang harus dimiliki seseorang yang akan menuntut ilmu ke perguruan tinggi di luar negeri. Tak kalah pentingnya, restu orang tua.

Demikian benang merah, pengalaman dua orang alumni Unit Kegiatan Mahasiswa Kreasi Cerdas Ilmiah (UKM KCI) Fakultas MIPA Unand, Sabrina Hayati dan Romy Dwipa Yamesa A yang didaulat jadi pembicara pada webinar nasional dengan topik 'Study Abroad: Why and How to?' Ahad (5/9/2021).

Sabrina adalah alumni Kyungpook National University di Korea Selatan. Sementara Romy adalah Alumni Gifu University, Jepang.

Menurut Sabrina, keinginan dirinya kuliah keluar negeri dilatarbelakangi persoalan fasilitas yang memadai. Alat dan bahan untuk eksperimen saat penelitian, akan lebih mudah diakses dan didapat.

"Kita jadi punya kesempatan untuk mengenal potensi diri sendiri lebih jauh selain faktor bisa jalan-jalan ke berbagai objek wisata yang ada di negara kita tempat menuntut ilmu," ungkap Sabrina.

Menurut Sabrina, jika ingin kuliah keluar negeri, harus disertai keinginan yang kuat serta selalu memperharui diri dengan berbagai informasi terkait beasiswa yang tersedia di universitas sasaran.

"Yang paling penting adalah action dari kitanya. Semua yang kita niatkan itu, jangan berhenti di mulut, tapi langsung dikerjakan," tegas Sabrina. "Kemampuan berbahasa asing sekaligus menulis essay juga perlu ditingkatkan. Menguasai dua hal ini, jalan dalam meraih kuliah ke luar negeri akan lebih mudah," tambahnya.

Sementara, Romy Dwipa Yamesa yang kini menetap di Jepang menambahkan, niat kuat dan restu orang tua, merupakan hal yang paling utama. "Mengejar mimpi akan lebih berkah, jika diikuti restu orang tua. Mendapatkan restu orang tua, tentu harus disertai tekad kuat disertai rasa tanggung jawab," terangnya.

Dengan berkuliah di kampus luar negeri, ungkap Romy, kita bisa mempelajari perspektif baru, memperluas jaringan internasional dan mengembangkan penguasaan bahasa asing.

"Hambatan dan tantangan, tentu saja akan kita temui. Seperti, sistem sosial dan budaya yang berbeda, makanan dan kuliner yang tak sama. Namun, tentu hambatan ini tidak jadi penghalang dalam meraih mimpi kuliah di luar negeri," tutur Romy.

Banyak yang Kebingungan

Webinar ini disambut dengan baik Pembina KCI, Henny Herwina dan Wakil Dekan I Fakultas MIPA Unand, Mahdivan Syafwan.

"Kuliah di luar negeri, merupakan mimpi semua orang yang sangat bisa digapai dengan keseriusan dan kerja keras," ungkap Mahdivan yang sekaligus membuka kegiatan webinar ini.

Sementara, Pembina KCI, Henny Herwina juga mengakui, kuliah di luar negeri merupakan impian banyak anak muda. Pengalaman menimba ilmu ribuan kilometer jauhnya dari keluarga, diyakini akan membantu terbentuknya karakter seseorang jadi lebih kreatif dan mudah beradaptasi.

Tidak hanya itu, terang Henny, pengalaman berinteraksi dengan lingkungan multikultural, juga bisa jadi bekal penting untuk karir kedepan.

"Pengalaman global, saat ini jadi incaran banyak perusahaan multinasional dan organisasi internasional, dalam merekrut talenta-talenta yang ada. Karena itulah menimba ilmu di luar negeri menjadi kunci yang tepat untuk itu," terang Henny.

Pada kenyataannya sekarang, masih banyak dari anak muda yang kebingungan darimana harus memulai agar bisa berkuliah keluar negeri. "Kurang mendapatkan informasi, tidak adanya tips dan trik untuk memilih beasiswa, juga jadi kendala tersendiri pada masing-masing anak muda," terangnya.

Ketua Pelaksana Webinar, Dhiyah Aqila Putri bersama Majid (ketua KCI) mengungkapkan, webinar ini dilatarbelakangi keinginan pengurus periode 2021/2022 untuk merayakan milad KCI yang ke-17 tahun sekaligus mempererat silaturrahmi.

Salah seorang peserta webinar mengungkapkan, kegiatan ini sangat memotivasi sekaligus mengedukasi. "Dari webinar ini, saya tahu apa saja kelebihan dan kekurangan selama berkuliah keluar negeri. Apa saja beasiswa yang tersedia dan apa saja yang dibutuhkan selama kuliah di luar negeri, baik jasmani maupun rohani. Keren lah pokoknya," ujar salah seorang peserta webinar. (rls/kyo)

Editor : Devan Alvaro
Tag: