Yuk Kenali OCD, Pemicu, Tanda-tanda dan Cara Pengobatannya

×

Yuk Kenali OCD, Pemicu, Tanda-tanda dan Cara Pengobatannya

Bagikan berita
Ilustrasi.
Ilustrasi.

OBSESSIVE Compulsive Disorder atau disingkat OCD merupakan bentuk masalah kesehatan psikologis yang membuat penderitanya memiliki pandangan serta desakan yang tidak dapat dikontrol, yang karakternya berulang (antusiasme) dan timbulnya sikap (desakan) kompulsif.

OCD merupakan permasalahan kesehatan psikologis yang biasa terjadi pada kanak-kanak, anak muda, serta orang dewasa di seluruh dunia.

Sebagian besar, diagnosis OCD terjadi pada umur 19 tahun serta lebih rentan melanda anak pria dibanding dengan anak wanita.

Sayangnya, apa yang jadi pemicu OCD masih belum diketahui pasti sampai saat ini. Walaupun begitu, terdapat sebagian aspek yang meningkatkan risiko timbulnya kendala psikologis ini pada seseorang, yaitu:

  • Struktur otak serta fungsinya. Tetapi, aspek ini masih belum tentu mempengaruhi secara signifikan ataupun tidak.
  • Keturunan alias genetik.
  • Lingkungan tempat bermukim.

Dari ketiganya, lingkungan tempat bermukim jadi aspek resiko yang sangat mempengaruhi. OCD akan lebih rentan terjadi pada banyak orang yang bermukim di lingkungan yang tidak mendukung kemajuan kejiwaan ketika kecil.

Misalnya, anak kerap diejek ataupun dikecilkan sebab kekurangan yang dipunyanya. Situasi ini dapat memicu munculnya perasaan timbal baik untuk senantiasa melaksanakan perihal yang sempurna.

Selain itu, OCD juga sering disalah artikan sebagai orang yang sangat menyukai keteraturan atau sangat menyukai kebersihan. Namun kenyataannya, tidak hanya sekadar itu.

OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif, perilaku kompulsif (paksaan) atau keduanya.

Obsesi merupakan pikiran atau rasa takut yang susah dikendalikan dan menimbulkan stres.

Sementara kompulsi merupakan pengulangan suatu tindakan tertentu untuk mengurangi stres.

Sederhananya, orang yang didiagnosis OCD akan terganggu oleh rasa takut yang menyebabkan mereka melakukan rutinitas tertentu untuk meringankan ketakutan tersebut.

Penting diingat, OCD adalah gangguan di kehidupan pribadi, lho! Sekolah, pekerjaan, hubungan asmara, bahkan interaksi sosial seseorang. Hal ini dikarenakan pikiran dan tindakanmu susah dikendalikan, sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Apabila kamu atau temanmu mengalami gejala OCD, jangan malu untuk mengunjungi dokter atau psikiater.

Berikut tanda-tanda OCD di bawah ini:

1. Tergila-gila dengan keteraturan, tanda utama OCD

Segala sesuatu harus disusun dengan rapi, teratur, simetris dan sejajar. Timbul rasa stres ketika objek berantakan, sehingga akan merapikannya kembali.

2. Kebiasaan mengecek ulang

Ragu apakah pekerjaan telah dilakukan dengan benar, sehingga muncul kebiasaan mengecek ulang. Seperti mematikan kompor atau mengunci pintu rumah berkali-kali.

3. Takut membuat kesalahan

Sehingga butuh pemberian semangat dari orang lain bahwa yang dilakukan itu benar.

4. Perfeksionisme berlebihan

Tidak puas dengan apa yang dikerjakan, dihapus, dikerjakan lagi, dihapus lagi, berulang kali. Perfeksionis normalnya memiliki pikiran yang beralasan jelas, sementara penderita OCD sebaliknya.

5. Mencuci tangan berulang kali

Seorang dengan OCD akan mencuci tangan berulang kali karena takut terkontaminasi kotoran, bakteri, dan kuman penyakit. Ia tidak pernah merasa bersih.

6. Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain

Contohnya, berpikir bahwa orang terdekat dapat terluka jika tidak memakai baju dengan aturan yang sama, atau berusaha sangat keras menghilangkan kekhawatiran jika hal buruk terjadi.

7. Takut terhadap kotoran

Seperti takut memegang gagang pintu, berjabat tangan, menggunakan prasarana umum.

8. Takut pemikiran jahat atau negatif

Seorang dengan OCD takut akan pemikiran jahat atau negatif, pemikiran yang berlawanan (hostile), sehingga muncul pemikiran tidak masuk akal. Dia takut dianggap orang jahat sehingga berusaha keras menghapus pikiran-pikiran jahat.

9. Sulit menerima hal-hal tidak pasti

Dalam hubungan asmara, sulit menerima hal-hal tidak pasti sehingga kerap memikirkan kesalahpahaman kecil yang dapat merusak hubungan.

10. Membeli barang tanpa henti

Atau berkeinginan mengumpulkan barang bekas yang ditemukan. Merasa barang tersebut akan berguna di masa depan, walau banyak barang yang sudah tidak digunakan di rumah.

11. Mengulang kata, angka, aktivitas atau frasa dalam pola tertentu

Seorang dengan OCD akan mengulang kata, angka, aktivitas atau frasa dalam pola tertentu, baik secara lantang maupun untuk diri sendiri, terkadang didorong oleh suatu kepercayaan.

Misalnya, hitung jumlah anak tangga sampai 7, maka akan diberi keberuntungan.

Pengobatan OCD

Sayangnya, OCD jadi masalah kesehatan psikologis yang tidak bisa dipulihkan. Walaupun begitu, penderita dapat kurangi gejala yang bisa mengganggu aktivitas dengan menempuh beberapa perawatan.

Penyembuhan OCD terdiri dari konsumsi obat-obatan, menjalani psikoterapi ataupun campuran antara keduanya. Walaupun sebagian besar penderita OCD pulih sehabis memperoleh penanganan, sebagian yang lain terus mengalami gejala.

Seringkali, orang dengan OCD juga mempunyai permasalahan kesehatan psikologis yang lain, semacam kendala keresahan, tekanan mental serta gangguan dismorfik tubuh (gangguan ketika seorang mempunyai asumsi yang keliru bahwa ada bagian tubuh mereka yang tidak wajar).

Jadi, amat penting untuk melihat kemampuan adanya gangguan lain itu ketika menentukan opsi perawatan.

SRI serta SSRIs ialah dua tipe obat yang banyak digunakan buat menolong mengurangi gejala OCD. Tidak hanya itu, obat lain yang terbukti efektif mengatasi OCD pada orang berusia serta kanak-kanak adalah antidepresan trisiklik.

Obat ini termasuk dalam kategori yang lebih tua dari tricyclic antidepresan serta sebagian obat SSRI yang lebih baru. Bila gejala tidak pulih sehabis memakai jenis obat itu, dokter akan meresepkan obat antipsikotik.

Tidak hanya mengkonsumsi obat, psikoterapi juga dipercayai cukup efisien untuk menanggulangi OCD pada orang berusia serta kanak- kanak. Jenis psikoterapi khusus, tercantum pengobatan sikap kognitif (CBT) serta pengobatan lainnya (misalnya, pelatihan retrogresi kebiasaan) membagikan dampak yang serupa bagusnya dengan mengkonsumsi obat buat sebagian penderita OCD.

Tidak hanya itu, jenis CBT yang disebut ExposureandResponse Prevention (EX atau RP) membagikan hasil yang efisien dalam kurangi gelombang timbulnya sikap kompulsif dalam OCD. Apalagi, dampak ini juga nampak pada orang yang tidak merespons obat SRI dengan bagus.

Untuk beberapa penderita, EX atau RP jadi opsi pengganti penyembuhan tambahan kala mengkonsumsi obat SRI ataupun SSRI tidak sanggup menanggulangi pertanda OCD dengan efisien. (kyo)

Editor : Devan Alvaro
Tag: