Kenali 8 Cara Mengukur Naiknya Suhu Tubuh Tanpa Alat dan Faktor Pemicu

×

Kenali 8 Cara Mengukur Naiknya Suhu Tubuh Tanpa Alat dan Faktor Pemicu

Bagikan berita
Ilustasi.
Ilustasi.

UKURAN suhu tubuh normal yakni berada di antara 36,5-37,2 derajat celcius. Biasanya, suhu tubuh akan naik hingga 0,6 derajat celcius sepanjang harinya, selama beraktivitas normal.

Di masa pandemi Covid-19 ini, Anda harus ekstra hati-hati mengawasi kondisi kesehatan tubuh terlebih yang berkaitan dengan suhu tubuh. Pasalnya, suhu tubuh ini adalah ukuran dari kemampuan tubuh dalam menghasilkan dan menyingkirkan hawa panas.

Dengan mengetahui ukuran suhu tubuh, maka Anda bisa mengenali gejala-gejala penyakit yang menyerang. Untuk itulah, penting bagi Anda mengetahui cara mengukur suhu tubuh normal di setiap situasi dan kondisi.

Ketika suhu tubuh diri sendiri atau anak terasa tinggi namun tidak ada termometer di rumah, apa yang harus dilakukan?

Rupanya, ada beberapa cara mengecek suhu badan yang efektif untuk memantau perubahan. Meski tidak seakurat termometer, teknik ini bisa membantu memantau kondisi seseorang.

Utamanya, apabila demam terjadi pada bayi atau anak-anak. Biasanya, demam akan mereda dengan sendiri. Namun ketika suhunya sangat tinggi atau tidak kunjung turun setelah 48 jam, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Mengecek suhu badan tanpa termometer

Tanpa ada termometer pun, seseorang akan sadar betul saat sedang demam. Tubuhnya akan terasa lebih hangat daripada hari-hari biasanya.

Meski tidak ada cara yang benar-benar akurat untuk memeriksa suhu tubuh tanpa termometer, ada teknik yang bisa dicoba untuk meyakinkan apakah sedang demam atau tidak:

1. Menyentuh dahi dengan punggung tangan

Cara paling umum ketika memastikan apakah seseorang demam atau tidak adalah dengan menyentuh dahinya dengan punggung tangan. Jika sedang demam, dahi akan terasa sangat panas. Memang metode tanganmeter ini lebih tidak akurat ketimbang termometer. Namun, memberikan gambaran umum.

Namun perlu diingat bahwa metode mengecek suhu badan tanpa termometer ini mungkin tidak efektif dilakukan oleh orang yang bersangkutan. Ketika menyentuh dahi, mereka tidak akan merasa ada perubahan berarti. Jadi, lebih baik orang lain yang melakukannya.

2. Menekan tangan

Salah satu indikasi seseorang mengalami dehidrasi adalah demam. Untuk mengecek, bisa dilakukan dengan menekan perlahan kulit punggung tangan, lepaskan, lalu lihat perubahan warnanya.

Apabila orang itu tercukupi kebutuhan cairannya, kulit akan kembali ke tempat semula dengan cepat. Namun jika kulit perlu waktu lebih lama untuk kembali setelah ditekan, mungkin saja sedang dehidrasi.

Namun, perlu diingat bahwa metode ini bisa jadi tidak akurat karena dehidrasi tidak selalu menjadi indikasi demam.

3. Kondisi pipi

Lihat pula bagaimana warna pipi seseorang. Apakah pipi tampak kemerahan? Jika iya, mungkin merupakan penanda sedang demam. Warnanya tampak kemerahan atau keunguan ketimbang biasanya.

Selain itu, hal yang bisa terdeteksi saat berkaca adalah keringat. Orang yang demam bisa saja berkeringat luar biasa meski AC ruangan sedang sangat dingin.

4. Warna urine

Mengingat demam membuat tubuh dehidrasi, maka produksi urine mungkin tidak sebanyak biasanya saat sedang sehat. Dari sini, bisa dilihat bagaimana perubahan warna urine. Ketika warnanya cenderung pekat dan lebih terkonsentrasi, bisa jadi tanda sedang demam. Biasanya, juga disertai dengan bau menyengat.

5. Bandingkan dengan orang sekitar

Apabila sedang bersama orang lain, coba tanyakan apakah ada di antara mereka yang merasa kegerahan atau kedinginan. Sebab, kedua kondisi ini rentan dialami oleh orang yang sedang demam. Perubahan terus-menerus pada temperatur tubuh akan menyebabkan seseorang merasa menggigil.

Jika orang lain tidak ada yang merasa aneh dengan temperatur ruangan, bisa jadi indikasi sedang demam. Perhatikan pula gejala seperti munculnya keringat berlebih, selain menggigil.

6. Kenali nyeri pada tubuh

Cara memeriksa suhu tubuh demam atau tidak salah satunya bisa dengan merasakan badan. Rasa sakit baik di kepala maupun tubuh secara keseluruhan juga merupakan tanda potensial terjadinya demam. Jadi, ketika muncul rasa sakit meski tidak baru mengalami cedera apapun, mungkin saja demam tengah terjadi.

Selain tubuh terasa sakit, bisa juga dengan sakit kepala yang disertai dengan keringat berlebih. Tubuh pun akan terasa lemas luar biasa.

7. Coba bergerak

Meski ide ini mungkin kurang menarik bagi yang sedang demam, bisa dicoba untuk mengecek kondisi tubuh. Apabila memungkinkan untuk berolahraga ringan, cobalah. Mungkin berjalan cepat, naik turun tangga, atau membawa beban.

Ketika merasa sangat mudah lelah atau terengah-engah, ini bisa jadi indikator bahwa tubuh sedang bertarung melawan virus atau bakteri. Konsekuensi dari proses kinerja sistem imun ini tentu saja suhu tubuh naik alias demam.

8. Dengarkan tubuh

Mengecek suhu badan tanpa termometer juga bisa dilakukan dengan memantau gejala lainnya. Beberapa gejala yang mungkin menyertai demam adalah:

  1. Sakit kepala
  2. Menggigil
  3. Keringat berlebih
  4. Tubuh terasa sakit
  5. Otot lemah
  6. Tubuh terasa lesu
  7. Hilang nafsu makan
  8. Sulit berkonsentrasi
  9. Nodus limfa membengkak

Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan dan Penurunan Suhu Tubuh

Suhu tubuh manusia memang berubah sepanjang hari. Perubahan ini bisa naik ataupun turun. Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan suhu tubuh normal di antaranya:

  1. Aktivitas olahraga di cuaca panas.
  2. Saat wanita mengalami siklus menstruasi atau data berovulasi.
  3. Perubahan hormon saat menopause maupun kehamilan.
  4. Pertumbuhan tubuh.
  5. Siklus sirkadian dari bangun sampai tidur.
  6. Setelah makan dan mengkonsumsi alkohol.
  7. Perubahan cuaca maupun iklim.
  8. Saat tidur nyenyak.
  9. Pada saat merokok.
  10. Pada saat demam, meskipun kenaikan suhu tubuhnya tidak selalu dianggap buruk. (kyo)

Editor : Devan Alvaro
Tag: