JAKARTA (25/4/2023) - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, permukaan air laut naik sekitar 11 cm pasca gempa, Selasa dinihari.
"Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di lokasi TG Tanah Bala pada pukul 03:17 WIB dengan ketinggian tsunami 11 cm," ungkap Daryono, beberapa saat lalu.
Awalnya, BMKG merilis magnitudo gempa tektonik yang terjadi pukul 03.00 WIB ini, sebesar 7.3 SR yang kemudian parameternya diupdate jadi 6.9 SR.
Dikatakan, daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada adalah di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala, Sumatera Utara.
Protap BMKG, pemerintah provinsi atau kabupaten/Klkota yang berada pada status "WASPADA" diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Hasil analisis BMKG, kata Daryono, episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,94 LS ; 98,38 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 Km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault)," ungkap Daryono.
Dampak Gempabumi
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawaidengan skala intensitas VI MMI.
Artinya, getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
Kemudian, daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam dan Padang, dirasakandengan skala intensitas V MMI.
Artinya, getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Gempabumi Susulan
Hingga pukul 04.35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 8 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,6 SR.
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
"BMKG akan terus melakukan monitoring muka air laut. Masyarakat yang berada di wilayah potensi tsunami agar tetap tenang dan menjauhi pantai hingga BMKG menyampaikan Peringatan Dini Tsunami Berakhir," ungkap Daryono. (kyo)