Tim PKM-MNM Unand Latih Warga Dua Desa di Mentawai Pengolahan Pisang dan Talas

×

Tim PKM-MNM Unand Latih Warga Dua Desa di Mentawai Pengolahan Pisang dan Talas

Bagikan berita
Peserta pelatihan pengolahan pisang, serius memperhatikan arahan yang diberikan Ketua Tim PKM-MNM Unand, Mairawita Marlis Rahman, Sabtu. (daniwarti)
Peserta pelatihan pengolahan pisang, serius memperhatikan arahan yang diberikan Ketua Tim PKM-MNM Unand, Mairawita Marlis Rahman, Sabtu. (daniwarti)

MENTAWAI (17/09/2024) - Warga Desa Saureenuk dan Tua Pejat dilatih membuat olahan Pisang dan Talas jadi makanan cemilan dengan kreasi dan cita rasa beraneka rasa.

"Semoga, pelatihan ini bisa menjadikan produk pengananan dengan bahan baku asli Mentawai, bisa jadi cendermata serta kuliner yang dinikmati setiap turis yang datang berkunjung," ungkap Dr Mairawita Marlis Rahman.

Hal itu disampaikan Mairawita saat memimpin Program Kemitraan Masyarakat Membantu Nagari Membangun (PKM-MNM) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Unand, di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sabtu (14/9/2024).

PKM-MNM ini digelar selama dua hari, tanggal 14 dan 15 September 2024, di Home Stay Mapadeggat Tua Pejat.

Dikatakan Wiwik, demikian dia karib disapa, kegiatan PKM-MNM ini merupakan tindak lanjut dari permintaan tertulis Kepala Desa Saureenu, Terjelius.

"Dalam surat itu, pak kepala desa meminta agar Unand mengirimkan tim ke Tua Pejat, memberikan pelatihan pengolahan Pisang dan Talas, agar bisa jadi penganan yang bervariasi," ungkap Wiwik.

Atas dasar itu, terang Wiwik yang memimpin konsep pengolahan pisang, Unand merancang kegiatan dalam bingkai PKM-MNM, untuk membantu masyarakat Saureenuk dan Tua Pejat.

Sementara, Ketua Pengolahan Talas, Dr Solfiyeni yang juga dosen Jurusan Biologi FMIPA Unand, berharap, kegiatan ini bisa jadi contoh dan penggerak UMKM. Selain itu, juga bisa jadi percontohan bagi daerah-daerah lain di Mentawai.

"Kegiatan ini, akan berlanjut di tahun depan. Semoga, produk penganan lainnya bisa dikreasikan dengan bahan baku asli Mentawai," terangnya.

Solfiyeni berharap, masyarakat khususnya peserta yang ikut pelatihan, bisa merasakan manfaatnya kedepan.

"Kedepannya, akan ditingkatkan lagi pada pengolahan hasil alam seperti nangka, jengkol dan hasil kebun lainnya," terang dia.

Nantinya hasil dari pengolahan ini akan di buat kemasan yang bagus, sehingga dapat menarik minar konsumen untuk membelinya.

Sementara, Kepala Desa Saureenuk, Terjelius menyambut baik kehadiran tim Unand yang memberikan pelatihan bagi warga desanya.

"Ini merupakan program desa kami. Karena, sebagian besar warga terutama kaum ibu-ibu, punya keterampilan dalam mengolah pisang untuk dijadikan cemilan," ungkap dia.

"Pisang di desa kami ini sangat banyak produksinya. Kita usulkan adanya pelatihan pengolahan oisang melalui pendamping dan ternyata mendapat sambutan dari Unand," tambahnya.

Terjelius merasa senang karena upaya yang dilakukannya tersebut, mendapat sambutan baik dan dalam waktu cepat bisa terealisasi. (*)

Editor : Mangindo Kayo
Tag: