PADANG (17/2/2025)- Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi mengungkapkan, tahun 2025 ini adalah tahun kedelapan pelaksanaan tugas Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) di Sumbar.
“Melalui gugus tugas inilah, segala sekat antarinstansi bisa dihilangkan, sehingga muncul kolaborasi dan sinergitas dalam mendukung program reforma agraria di Sumbar," kata Mahyeldi.
Hal itu dikatakannya, saat Rapat Kerja dengan Komite I DPD RI di auditorium istana gubernuran, Senin. Turut hadir, Forkopimda Sumbar; Kepala Kanwil ATR/BPN Sumbar, Teddi Guspriadi, utusan LKAAM Sumbar dan unsur OPD terkait di lingkup Pemprov Sumbar.
Hadir memimpin rombongan Komite I DPD RI, Ketua Komite I, Andi Sofyan Hasdam didampingi Wakil Ketua II DPD RI, Bahar Bausan; Anggota DPD RI asal Sumbar, Irman Gusman serta Anggota Komite I bersama Staf DPD RI lainnya.
Dikesempatan itu, Mahyeldi kembali menegaskan komitmen dan dukungan Pemprov Sumbar, terhadap pelaksanaan program reforma agraria dan penyelesaian konflik pertanahan di Sumbar.
Dalam perjalanannya, urai dia, program reforma agraria di Sumbar telah meningkatkan bidang tanah terdaftar hingga 40 persen. Sementara, melalui redistribusi tanah, sudah 42.542 bidang yang diserahkan ke masyarakat serta berbagai capaian lainnya.
Namun demikian, ia menyadari bahwa pelaksanaan program reforma agraria di Sumbar masih menyisakan ragam pekerjaan rumah.
“Selain masalah legalisasi aset dan konflik lahan, masalah lain ialah terkait pendaftaran tanah ulayat masyarakat adat, yang merupakan salah satu karakteristik kearifan lokal di Minangkabau yang tentu perlu difasilitasi dari segi aturannya,” kata Mahyeldi.
Namun demikian, dia menegaskan komitmen Pemprov Sumbar dalam mendukung dan menyukseskan program reforma agraria.
Apalagi, program ini juga sangat sejalan dengan program unggulan (Progul) Sumbar dalam RPJMD 2021-2026, yaitu Sumbar Sejahtera dan Sumbar Berkeadilan.
“Kami ucapkan terima kasih atas kunjungan dan rapat kerja yang dilakukan Komite I DPD RI di Sumbar kali ini, dalam rangka pengawasan atas Pelaksanaan Program Reforma Agraria dan Konflik Pertanahan di Sumbar,” ungkap Mahyeldi.
“Semoga melalui kunjungan ini, program reforma agraria di Sumbar semakin menunjukkan manfaat yang luas bagi masyarakat,” tutup dia. (*)
Editor : Mangindo Kayo