SI Bukittinggi Gelar Tasyakuran Milad ke-120, Ini 3 Tokoh yang Dihadirkan dalam Diskusi Publik

×

SI Bukittinggi Gelar Tasyakuran Milad ke-120, Ini 3 Tokoh yang Dihadirkan dalam Diskusi Publik

Bagikan berita
Buya Marfendi Dt Nan Balimo menyampaikan ceramah sekaligus Hikmah Tasyakur dan do'a pada perayaan Milad SI ke-180 di Bukittinggi, Ahad. (hamriadi)
Buya Marfendi Dt Nan Balimo menyampaikan ceramah sekaligus Hikmah Tasyakur dan do'a pada perayaan Milad SI ke-180 di Bukittinggi, Ahad. (hamriadi)

BUKITTINGGI (12/10/2025) - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Syarikat Islam (SI) Bukittinggi, diketuai Tuanku Rismaidi, sukses laksanakan seremonial Milad SI ke-120.

Acara yang digelar di Aula Kantor Balai Kota Bukittinggi, Ahad, dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan.

Tokoh penting SI Sumatera Barat, juga hadir diantaranya Kombespol Purn Mukhlis Mansyur (Ketua SI Sumbar).

Selain itu, Andri Warman (Ketua DPC SI Kabupaten Agam), Wakil Bupati Padang Pariaman, tiga narasumber pada disuksi publik yaitu Buya Mas’ud Abidin (Ulama dan Cendikiawan Muslim).

Serta Prof Elfindri (Guru Besar Ekonomi, Universitas Andalas) dan Dr Efri Yoni Boekaini (Mantan Konsulat, Sejarawan, Akademisi).

Buya Marfendi Dt Basa Nan Balimo (Mantan Wakil Wali Kota Bukittinggi) hadir dalam acara sebagai penceramah dan Hikmah Tasyakur serta do’a.

Lewat Tausiyah-nya, Buya Marfendi menyampaikan peranan SI bagi bangsa Indonesia.

Kehadiran SI di tengah konflik penjajahan kolonial Belanda memberikan pengaruh besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

SI sendiri hadir sebagai lembaga pertama dan tertua dari NU dan Muhammadiyah.

Ketua SI Bukittinggi, Tuanku Rismaidi mengatakan, Milad SI ke-120 terselenggara atas dukungan dari Pemerintah Kota Bukittinggi.

Sementara itu, Ketua SI Sumbar, Mukhlis Mansyur mengatakan, SI bukanlah lembaga partai politik dan tidak akan berpolitik.

Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis menyampaikan, keberadaan SI akan sesuai apa founding father harapkan.

Diketahui, SI dicetuskan oleh Haji Samanhudi, yang mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905 di Surakarta untuk melindungi pedagang pribumi.

Setelah itu, organisasi ini berkembang dan menjadi Sarekat Islam di bawah kepemimpinan tokoh seperti H.O.S. Tjokroaminoto dan Hasan Ali Surati, yang memperluas perjuangan ke ranah sosial dan politik. (*)

Editor : Mangindo Kayo