Gempa Sumbar Sepekan: 28 Kali Getaran, Didominasi Aktivitas Sesar Mentawai dan Sumatera

×

Gempa Sumbar Sepekan: 28 Kali Getaran, Didominasi Aktivitas Sesar Mentawai dan Sumatera

Bagikan berita
Ilustrasi
Ilustrasi

PADANG PANJANG (24/10/2025) — Aktivitas seismik di wilayah Sumatera Barat kembali menunjukkan peningkatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang mencatat sebanyak 28 kali gempa bumi terjadi di Sumatera Barat dan sekitarnya selama sepekan, terhitung dari 17 hingga 23 Oktober.

Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan seluruh kejadian gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas sesar Mentawai dan sesar Sumatera — dua jalur patahan aktif yang memang kerap memicu getaran di wilayah barat Pulau Sumatera.

“Dari total 28 kejadian, 19 gempa memiliki magnitudo di bawah 3, sementara 9 gempa lainnya tercatat dengan magnitudo di bawah 5,” jelas Suaidi dalam keterangan tertulis, Jumat.

Menurutnya, kekuatan gempa terbesar selama periode tersebut mencapai magnitudo 4,1, sedangkan yang terdangkal terjadi pada kedalaman hanya 1 kilometer, tepatnya di Talu, Pasaman Barat, pada 21 Oktober 2025 dengan magnitudo 2,4.

“Sebanyak 25 gempa terjadi di kedalaman kurang dari 60 kilometer, dan hanya tiga yang lebih dalam, yaitu 60–300 kilometer,” ujar Suaidi.

Meski jumlahnya tergolong tinggi, BMKG memastikan bahwa seluruh gempa tersebut tidak ada yang dirasakan masyarakat, karena kekuatannya relatif kecil dan berpusat di laut atau wilayah berpenduduk jarang.

Suaidi menegaskan, frekuensi gempa kecil yang sering terjadi justru menjadi indikasi proses pelepasan energi secara bertahap, sehingga potensi terjadinya gempa besar dapat diminimalkan.

“Fenomena ini wajar di wilayah Sumatera Barat yang memang berada di zona tektonik aktif. Namun masyarakat tetap perlu waspada dan memahami langkah mitigasi bencana gempa,” imbaunya.

Aktivitas seismik di Sumatera Barat sendiri terus dipantau oleh BMKG melalui stasiun gempa yang tersebar di berbagai daerah.

Lembaga itu juga mengingatkan agar warga tetap memperhatikan informasi resmi dari BMKG dan tidak mudah percaya terhadap isu atau berita gempa yang tidak jelas sumbernya. (*)

Editor : Pariyadi Saputra