Ikan KJA Danau Maninjau Mati Pascabadai, Kerugian Miliaran Rupiah

×

Ikan KJA Danau Maninjau Mati Pascabadai, Kerugian Miliaran Rupiah

Bagikan berita
Angin badai yang melanda kawasan sekitar Danau Maninjau, jadi salah satu faktor pemicu kematian ikan milik petani Keramba Jaring Apung (KJA), sepekan terakhir. (humas)
Angin badai yang melanda kawasan sekitar Danau Maninjau, jadi salah satu faktor pemicu kematian ikan milik petani Keramba Jaring Apung (KJA), sepekan terakhir. (humas)

AGAM (20/1/2025) – Cuaca yang tak bersahabat sepekan terakhir di kawasan Danau Maninjau, telah mengakibatkan kematian ikan mencapai 25 ton milik 12 petani keramba jaring apung (KJA) di Nagari Bayua. Sementara, di Tanjung Sani sekitar 50 ton dari 136 petak keramba milik 23 petani KJA.

“Puluhan ton ikan yang mati itu berbagai ukuran. Tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang di Nagari Bayua, Sedangkan, di Tanjung Sani tersebar di Jorong Pantas dan Muko Jalan,” kata Kepala DKPP Agam, Rosva Deswira, Ahad.

Ia memprediksi, jika dikalkulasikan kerugian petani akibat kematian massal ikan itu mencapai Rp1,875 miliar. Angka ini sesuai harga jual ikan di tingkat petani Rp25 ribu per kilogram.

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Agam mendata, jumlah ikan yang mati mencapai 75 ton. Kematian ikan ditemukan pada lima jorong di dua nagari, Tanjung Sani dan Bayua.

Dikatakan, kematian ikan ini dialami petani KJA, sejak tanggal 13 Januari 2025 lalu. Sehari sebelumnya, wilayah salingka danau dilanda angin kencang.

Menurutnya, sebelum mati ikan-ikan tersebut mengalami pusing atau ‘maangai’ ke permukaan danau. Kondisi ini menunjukkan bahwa ikan kekurangan oksigen di dasar danau.

Seperti biasa jelasnya, ikan-ikan itu mati lantaran terjadinya penurunan suhu air danau akibat umbalan atau uppweling.

Kondisi ini dipicu cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang yang membalikan massa air dari dasar ke atas.

Anomali cuaca ekstrem ini membuat zat-zat atau racun-racun dari dasar naik kepermukaan. Sehingga menyebabkan ikan kehilangan keseimbangan dan mencelakai ikan hingga akhirnya mati.

“Cuaca ekstrem memang membawa ancaman kematian massal ikan. Sebelum ikan mati, wilayah Maninjau memang dilanda angin kencang. Angin kencang dapat menyebabkan terjadinya pembalikan massa air atau memicu uppweling,” jelas Rosva.

Editor : Mangindo Kayo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini