"Melalui kegiatan ini, diupayakan pengkayaan ketersediaan pakan Harimau Sumatera atas rekomendasi oleh pakar/akademisi dari Universitas Gajah Mada yang melakukan penelitian beberapa waktu lalu," ujar Genman.
Pihak dari Manajemen Restorasi Ekosistem Riau (RER -- PT Gemilang Cipta Nusantantara) sendiri mengapresiasi Balai Besar KSDA Riau yang telah melakukan pelepasliaran Rusa di cakupan wilayah kerjanya.
Diketahui, kronologis proses evakuasi hingga pelepasliaran dilakukan pada tangal 21 Juli 2023 dan tanggal 2 Agustus 2023 dilakukan rapat awal rencana pemindahan/translokasi Rusa Sambar baik secara secara offline dan online.
Rapat ini sendiri dihadiri perwakilan Ditkrimsus Polda Riau, Perwakilan Restorasi Ekosistem Riau (RER - PT. Gemilang Cipta Nusantantara) dan Internal Balai Besar KSDA Riau serta salah satu dokter hewan pemerhati satwa liar drh Anhar.
Kemudian, pada tanggal 3 Agustus 2023, Tim berangkat menuju Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Setibanya di lokasi Tim dokter hewan langsung melakukan pemeriksaan kondisi satwa Rusa Sambar.
Pemindahan Rusa Sambar dilakukan melalui teknis pembiusan, lalu dimasukkan ke kandang evakuasi dan selanjutnya diangkut dengan menggunakan kendaraan roda empat menuju pelabuhan.
Sekitar pukul 21.00 WIB empat ekor rusa dibawa dari pelabuhan menggunakan pompong menuju lokasi pelepasliaran di lanskap Semenanjung Kampar.Pada Tanggal 5 Agustus 2023 sekitar pukul 18.00 WIB rombongan tiba di lokasi dan selanjutnya dilakukan upaya habituasi untuk diamati dan dipantau kesehatan serta perilakunya hingga dinyatakan siap untuk dilepasliarkan.
"Berdasarkan hasil pemantauan tim medis selama proses habituasi, beberapa perkembangan dari Rusa tersebut sudah liar dan pulih kembali perilakunya, dengan ciri-ciri agresif menghindar ketika didekati manusia," kata Genman.
Tepatnya di Hari Konservasi Alam Nasional tanggal 10 Agustus 2023 keempat individu Rusa Sambar dilepasliarkan ke habitat alaminya, berharap adanya perbaikan keseimbangan rantai makanan pada lokasi tersebut sebagai bagian upaya mitigasi interaksi negatif manusia dengan Harimau Sumatera. (*)
Editor : Mangindo Kayo