Maek merupakan aset sejarah luar biasa yang dimiliki Sumbar. Bahkan peradabannya diprediksi ada sejak 4 ribu tahun sebelum masehi.
Supardi menilai, kebudayaan dan sejarah bukan tidak mungkin membuat suatu daerah maju. Bahkan Bali dan Yogyakarta telah membuktikannya.
"Bali itu bukan hanya menjual pantai dan laut, mereka menjual budaya, ada tari Kecak, ada ritual ngaben. Itulah mengapa wisatawan berduyun-duyun datang ke sana sejak lama," katanya.
Yogyakarta juga serupa. Walaupun memiliki Borobudur dan banyak candi, mereka juga mengadakan banyak festival yang jadi magnet datangnya turis mancanegara.
Supardi mengatakan mengekplorasi kebudayaan dan sejarah bukanlah hal yang buruk. Justru itu termasuk sebagai upaya melestarikannya.
Bahkan, tanpa kebudayaan maka daerah dan masyarakat akan kehilangan identitas.
Ia mengatakan, jika daerah lain tak malu mengekspos budaya mereka, maka Sumbar termasuk Payakumbuh juga tak boleh malu."Jika Bali mengekspos tari Kecak, kita juga punya banyak tarian hebat, Tari Payung, Tari Pasambahan dan banyak lain. Sayangnya, semua kekayaan budaya dan sejarah itu tak pernah serius diekspos selama ini," tegasnya.
Supardi mengatakan, mengubah nasib daerah akan mengubah pula nasib masyarakatnya. Saat ini Payakumbuh mengalami banyak permasalahan.
Mulai dari banyaknya kemiskinan ekstrim, tingginya angka pengangguran, LGBT, penyalahgunaan narkoba dan lem hingga permasalahan anak kekurangan gizi atau stunting.
Editor : Mangindo Kayo