Kekerasan Anak dan Perempuan Serta Perkawinan Anak Trendnya Meningkat di Sumbar

×

Kekerasan Anak dan Perempuan Serta Perkawinan Anak Trendnya Meningkat di Sumbar

Bagikan berita
Gubernur Sumbar, Mahyeldi didampingi Harneli Bahar (Ketua P2TP2A) dialog dengan Prof Seto Mulyadi jelang pembukaan Rakor dan Peningkatan Kapasitas Pengurus P2TP2A se-Sumatera Barat, di Auditorium Gubernuran, Rabu. (humas)
Gubernur Sumbar, Mahyeldi didampingi Harneli Bahar (Ketua P2TP2A) dialog dengan Prof Seto Mulyadi jelang pembukaan Rakor dan Peningkatan Kapasitas Pengurus P2TP2A se-Sumatera Barat, di Auditorium Gubernuran, Rabu. (humas)

PADANG (14/5/2025) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menegaskan pentingnya kebersamaan yang harmonis, sinergis dan terintegrasi dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Kami sangat menghargai kontribusi semua pihak. Kami juga terbuka menerima masukan dari berbagai instansi dan lembaga demi memperkuat perlindungan bagi perempuan dan anak,” terang Mahyeldi.

Hal itu disampaikannya, saat membuka Rapat Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) se-Sumatera Barat yang digelar di Auditorium Gubernuran, Rabu.

Rakor ini menghadirkan sejumlah narasumber, Prof Seto Mulyadi (Kak Seto), Kepala Dinas P2TP2A Sumbar, Ketua P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang serta motivator Hidayatul Taufik.

Para peserta berasal dari dinas dan lembaga layanan perlindungan perempuan dan anak di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Barat.

Dikesempatan itu, Mahyeldi mengingatkan bahwa pencegahan kekerasan sebaiknya dimulai dari lingkup keluarga.

Menurutnya, komunikasi yang baik dalam rumah tangga, serta penguatan nilai-nilai agama dan budaya lokal, merupakan langkah awal yang efektif.

Ia juga mendorong masyarakat untuk aktif melaporkan setiap kasus kekerasan melalui RT, RW, Satgas, hingga UPTD PPA di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Menurut Mahyeldi, Rakor ini mencerminkan kepedulian bersama terhadap meningkatnya kasus kekerasan perempuan dan anak.

Ia mengingatkan, kekerasan tak hanya meninggalkan luka bagi korban, tapi juga bisa mengancam masa depan generasi penerus bangsa.

Editor : Mangindo Kayo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini