Keberadaan lembaga adat, bahasa Melayu sebagai pengikat kebudayaan nasional, serta struktur sosial yang menjunjung tinggi kearifan lokal menjadi bukti bahwa Riau memiliki karakteristik khusus yang berbeda dari daerah lain.
LAMR juga menyinggung keberadaan situs sejarah besar di Riau yang berkaitan langsung dengan peradaban nusantara, seperti Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar, yang disebut-sebut sebagai salah satu pusat Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, Kerajaan Indragiri yang berpusat di wilayah selatan Riau telah berdiri dan berkuasa selama lebih dari 700 tahun.
“Kita tidak meminta sesuatu yang tidak beralasan. Riau memiliki kontribusi nyata terhadap sejarah bangsa, ekonomi nasional, dan kelestarian budaya. Maka sudah selayaknya diperhatikan secara khusus oleh pemerintah pusat,” ujar Datuk Seri Taufik.
Dukungan Politik yang Mengakar
KH. Muhammad Mursyid mengaku mendapat banyak pencerahan dari penjelasan LAMR. Ia menyatakan akan membawa hasil diskusi ini dalam pertemuan-pertemuan resmi DPD RI dan mengomunikasikan lebih lanjut kepada pihak terkait di Jakarta.“Saya kira ini aspirasi yang serius dan berakar. Kita harus melihat ini bukan sekadar soal simbolik, tapi bagaimana keistimewaan itu bisa menjamin kelestarian budaya, kesejahteraan rakyat, dan keadilan bagi daerah yang selama ini memberi banyak untuk republik,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kekagumannya atas cara LAMR menyusun narasi perjuangan ini dengan pendekatan historis, konstitusional, dan kultural secara seimbang.
Menutup pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menjaga komunikasi dan koordinasi dalam perjuangan yang lebih besar. LAMR menyatakan terbuka kepada siapa pun yang ingin ikut menyuarakan aspirasi masyarakat Riau selama itu dijalankan secara jujur, santun, dan berlandaskan adat. (*)
Editor : Mangindo Kayo