Terkait hal ini, Datuk Seri Taufik mengatakan, pendekatan extension justru memberi pesan universal tentang kesetaraan budaya.
Dia juga mengingatkan pentingnya menyiapkan ekonomi pendukung komunitas budaya, agar manfaat pengakuan UNESCO dapat dirasakan secara merata.
Diketahui, sejak tahun 2014, Pacu Jalur di Kuansing, Riau, secara resmi diakui dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Nasional Takbenda (WBTb).
Selain itu. Pacu Jalur juga tercatat ke dalam agenda Kekayaan Intelektual Nasional (KEN).
Hal ini sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya tersebut, karenanya pemerintah mendukung Festival Pacu Jalur yang diadakan setiap tahun di Kuantan Singingi dan mempromosikan pentingnya festival tersebut kepada masyarakat luas baik nasional maupun internasional.Tim pemenang Pacu Jalur juga akan berkesempatan terpilih menjadi atlet nasional Indonesia untuk mewakili Indonesia di ajang balap perahu internasional.
Kini tinggal "sekayuh" lagi Pacu Jalur diakui sebagai warisan takbenda dunia oleh UNESCO. (*)
Editor : Mangindo Kayo