Padang (7/10/2025) - Penangkapan tiga terduga teroris di Padang dan Pesisir Selatan menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap penyebaran paham radikal di dunia maya.
Juru Bicara Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Wardhana, mengatakan, saat ini radikalisasi tidak hanya terjadi lewat pertemuan langsung, tapi juga melalui konten propaganda digital.
“Radikalisasi di media sosial masih masif dan bisa memengaruhi siapa saja, terutama generasi muda,” ujarnya.
Densus 88 mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing provokasi dan konten berbau ekstremisme, serta melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.
“Masyarakat diharapkan aktif mengawasi keluarga dan anak-anak agar tidak terpapar ideologi ekstrem,” tegas Mayndra.
Selain upaya penegakan hukum, Densus 88 juga mendorong peningkatan edukasi literasi digital dan moderasi beragama agar masyarakat lebih kebal terhadap ajakan radikal di dunia maya.Tiga orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti Teror Polri di Sumatra Barat memiliki peran berbeda namun saling berkaitan dalam jaringan pendukung ISIS.
Menurut Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Wardhana, ketiganya tergabung dalam kelompok Ansharut Daulah, yang aktif menyebarkan ideologi radikal melalui media sosial.
“RW menjadi pembuat konten propaganda ISIS, KM bertugas menyebarkan di media sosial, sedangkan AY berperan sebagai kreator dan penyunting konten,” jelas Mayndra, Selasa (7/10/2025).
Ia menambahkan, pola kerja mereka menunjukkan bahwa radikalisasi kini banyak bergerak di dunia digital.
Editor : Pariyadi Saputra