Refleksi Hari Santri Nasional di Tengah Pandemi Covid19

Foto Akhmad Khambali SE MM
×

Refleksi Hari Santri Nasional di Tengah Pandemi Covid19

Bagikan opini

Bahkan, ngaji kitab pada saat bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi momentum bahagia bagi para santri untuk tetap menimba ilmu dan berinteraksi dengan kyai tercinta, kini sudah tidak bisa lagi dilakukan karena semua kegiatan tempat pendidikan formal maupun nonformal diberlakukan agarlockdownuntuk sementara dan harus dilakukan secara online dengan memanfaatkan kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi.

Meski demikian, santri tidak boleh menyerah dan putus asa, karena masih banyak kegiatan-kegiatan positif lainnya yang dapat dilakukan untuk mengisi liburan, seperti berkumpul bersama keluarga dan yang tak kalah pentingnya mengedukasi masyarakat agar tetap tenang dan kondusif dalam menghadapi keadaan ini.

Di tengah keadaan seperti saat ini, santri harus bisa memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat karena santri adalah pemegang saham terbesar di negeri ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin.

Santri harus mempelajari lingkungan sekitar atau peristiwa yang sedang terjadi saat ini mengenai pandemi Corona, mempelajari berbagai ragam informasi yang berseliweran di media sosial yang terkadang saling bertentang antara satu dengan yang lainnya agar masyarakat tak mengalami dilema dan kebingungan akibat rendahnya literasi mengenai informasi, khususnya mengenai Covid19 dan mudahnya orang-orang menyebar informasi sebelum menfilternya.

Dengan penguatan literasi ditambah dengan wawasan akademik yang memadai santri dapat menjadi sosok kredibel untuk memberikan informasi mengenai Covid-19.

Kemudian langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh para santri adalah menyampaikan dakwahnya pada khalayak masyarakat sebagai refleksi kesantriannya yang selama di pesantren telah mengkaji dan belajar Al Quran, Hadits, Fiqih dan kitab-kitab klasik lainnya.

Yang terakhir, santri harus bisa mendudukkan persoalan bahwa wabah ini bukan serta-merta ada tanpa campur tangan Tuhan, karena adanya wabah ini merupakan musibah atau ujian dari Tuhan untuk menguji hamba-hambanya.

Maka dari itu, santri harus mengedukasi masyarakat untuk senantiasa melakukan ikhtiar dzahir seperti menjaga kesehatan, cuci tangan secara rutin, menjaga jarak dan lain sebagainya sebagaimana telah dianjurkan oleh para ahli medis.

Di samping itu, sebagai seorang santri yang spesialisnya di bidang agama, santri juga harus menganjurkan pada masyarakat untuk selalu melakukan ikhtiar batin dengan memperbanyak membaca istighfar, istighatsah, membaca shalawat thibbil qulub, membaca qunut nazilah di setiap shalat fardhu dan lain sebagainya untuk mendekatkan diri pada sang pencipta sekaligus mengetuk pintu langit agar wabah ini cepat diangkat.

Pada intinya, sebagai penerus para ulama atau kyai, santri harus bisa eksis di tengah-tengah masyarakat sebagaimana para ulama atau kyai yang mendedikasikan hidupnya untuk umat selaku sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya yaitu "pewaris para nabi" sesuai sabda Nabi:al-'ulama waratsatul anbiya'.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini