Yosviandri mengakui, sebagai dampak persaingan dalam lima tahun terakhir kinerja PT Semen Padang mengalami penurunan.
"Saat ini PT Semen Padang juga menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya over supply dimana rata-rata produksi semen hanya diserap sebesar 66 persen. Sekarang industri semen Cina tengah gencar masuk dan melakukan penetrasi ke pasar Indonesia. Termasuk ke wilayah Sumatera," ujarnya.
Menurut mantan Direktur Pemasaran PT Semen Indonesia, PT Semen Padang harus terus berupaya untuk menghadapi tantangan tersebut dengan meningkatkan daya saing.
"Di balik tantangan itu, perseroan juga memiliki peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik," katanya.

Salah satu peluang tersebut adalah pembangunan jalan tol Padang - Pekanbaru sepanjang 140 km yang akan digarap PT Hutama Karya dan peluang program dana desa di Sumatera Barat yang nilainya mencapai Rp 40 miliar yang digunakan untuk pembangunan fisik yang pasti membutuhkan semen.
"Manajemen PT Semen Padang berharap dapat melewati tantangan dan mampu menangkap peluang-peluang tersebut, sehingga kembali bisa survive di tengah sengitnya persaingan," kata Yosviandri.