BUKITTINGGI (29/7/2024) - Ketua DPRD Sumbar, Supardi menegaskan, Kota Payakumbuh harus segera mengubah nasib. Jika tidak, kota ini akan terpuruk.
Untuk mengubah nasib, terang dia, harus ada pemacunya. Sementara, Payakumbuh tidak memiliki banyak sumber daya alam dan tempat wisata yang bisa dijual untuk memajukan daerah.
"Kota ini hanya kota transit. Maka dari itu kita harus mengubah nasib kota ini dengan kebudayaan dan sejarah. Inilah aset kekayaan kita," ujar Supardi.
Hal itu dikatakan Supardi, saat membuka acara Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan Kota Payakumbuh, 26-28 Juli 2024 di Bukittinggi.
Dikatakan, kebudayaan dan sejarah merupakan aset kekayaan yang berpotensi bisa memacu pemajuan daerah.
"Jika tidak dilestarikan dan dieksplorasi, maka daerah amat merugi," terang dia.Ia mengatakan, selama ini penopang perekonomian Payakumbuh adalah UMKM dan kuliner. Kedua sektor ini pun terancam tergerus, apalagi jika tol Padang- Pekanbaru selesai.
Kuliner dan UMKM bisa ikut mati, jika tak ada terobosan untuk mengubah daerah ini menjadi kota tujuan.
Ia mengatakan, jika kebudayaan dan sejarah bisa diapungkan maka nasib Payakumbuh akan berubah. Payakumbuh akan jadi daerah besar.
"Itulah mengapa saya getol membuat Festival Maek. Payakumbuh akan ikut terkena dampak positifnya jika kawasan Maek jadi wilayah wisata khusus, tempat berkumpulnya para peneliti dan arkaelog dunia," katanya.
Editor : Mangindo Kayo