Sementara, total penghimpunan DPK adalah sebesar Rp2,04 triliun atau tumbuh 4,71 persen (yoy), dan total penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp2,15 triliun atau tumbuh 10,03 persen (yoy), dengan 71,83 persen merupakan kredit/pembiayaan bagi UMKM.
Namun demikian, rasio kredit/pembiayaan bermasalah terhadap total kredit meningkat, yang tercermin dari peningkatan rasio NPL/NPF yaitu dari 8,01 persen pada posisi Januari 2024 menjadi 10,03 persen pada posisi Januari 2025.
“Kenaikan rasio NPL/NPF ini disebabkan telah berakhirnya stimulus restrukturisasi kredit perbankan untuk dampak Covid-19 pada 31 Maret 2024, sementara kemampuan membayar debitur masih relatif rendah,” tegasnya.
Dari gambaran data ini, terang Roni, sektor jasa keuangan di Sumatera Barat pada posisi Januari 2025 tercatat tumbuh positif dengan tingkat risiko yang masih terjaga.“Sektor jasa keuangan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan IV-2024 (yoy) sebesar 4,04 persen,” ungkapnya. (*)
Editor : Mangindo Kayo