Di tengah perubahan perilaku pemilih yang kian pragmatis, menurut Puan, kader partai harus bekerja lebih keras dan cerdas.
"Pada masa lalu PDI Perjuangan selalu identik dengan partai wong cilik; partai anak muda; bagaimana PDI Perjuangan ke depan? Kita harus dapat melakukan kerja-kerja politik yang nyata untuk tetap eksis sebagai partainya rakyat kecil dan anak muda," ungkapnya.
Puan berpandangan ke depan PDIP harus semakin menunjukkan kerja politik yang nyata untuk masyarakat agar tetap eksis.
"Kita tidak cukup lagi hanya bermodalkan teriak-teriak: ‘Merdeka! Merdeka! Merdeka’, lalu rakyat akan memilih PDI Perjuangan. Kita harus memiliki kerja-kerja politik di setiap tingkatan dan komunitas, dengan cara-cara yang sesuai dengan zaman, lingkungan, dan budaya," sebut Puan.
Menghadapi situasi politik yang kompleks, Puan pun mendorong kader PDIP untuk melakukan otokritik dan memperkuat organisasi internal.
Puan mengingatkan bahwa setiap kader adalah jembatan antara ideologi partai dan kenyataan rakyat.
"Kita harus mawas diri, memahami bahwa perjuangan partai kita harus didasarkan pada soliditas yang artinya Internal yang solid, organisasi yang solid sehingga kerja politik bersama rakyat akan menjadi lebih baik," tegas Cucu Bung Karno itu."Kader partai, yang bertugas pada 3 pilar partai, bukan hanya pelengkap struktur organisasi. Kita semua adalah jembatan antara ideologi partai dan kenyataan yang dihadapi rakyat," sambung Puan.
Lebih lanjut, mantan Menko PMK itu mengajak seluruh kader untuk tetap satu haluan di bawah kepemimpinan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Puan menekankan pentingnya semangat gotong royong dan keyakinan kolektif dalam menjaga kekuatan partai.
"Kita boleh berbeda latar belakang karena berasal dari daerah yang berbeda, kita boleh punya peran dan cara masing-masing yang berbeda karena menghadapi situasi dan kondisi di daerah yang berbeda-beda, akan tetapi kita tidak boleh berbeda haluan,” ucapnya.
Editor : Mangindo Kayo