(Sebab Tuhanmu memberkati engkau, seperti yang dijanjikan kepadamu; dan engkau akan meminjamkan kepada banyak bangsa, tetapi engkau tidak boleh meminjam; dan engkau akan memerintah atas banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan memerintah atasmu).
Kita tidak tahu apakah ayat-ayat di kitab Deutoronomy itu benar-benar datang dari Allah atau hanya karangan para rabi Yahudi.
Namun kenyataannya, memang selama lebih dari 3.500 tahun orang Yahudi menggunakan riba sebagai instrumen untuk menaklukan bangsa-bangsa di dunia.
Berutang ke bank maupun lembaga-lembaga keuangan non-bank digelorakan menjadi sebuah kewajaran, bahkan sebuah keharusan.
Kenyataannya memang tidak ada lagi negara di dunia yang tidak berutang dan harus membayar bunga sangat banyak setiap tahun.
Makin banyak utang, makin terbuka pintu bagi lembaga pemberi utang untuk mencampuri urusan dalam negeri sebuah negara.Simpulan
Dari uraian di atas dapat dibuat simpulan bahwa riba bukan sekadar alat tapi adalah ruh dari kapitalisme global. Tanpa riba kapitalisme global akan mati.
Mereka tidak akan mampu mengendalikan kesadaran orang, tidak akan dapat membujuk orang agar terus berutang dan rela membayar bunga.
Bujukan mereka sering mengena, karena mengeksploitasi kecenderungan manusia pada kehidupan mewah. Tidak ada orang yang tidak suka rumah bagus, mobil bagus, berjalan-jalan ke luar negeri, punya usaha besar, atau terkenal.